Mohon tunggu...
Bening Tirta Muhammad
Bening Tirta Muhammad Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa doktoral di Nanyang Technological University, pemerhati pekembangan teknologi, inovasi, kebijakan, dan energi terbarukan.

Alumni Chemistry and Biological Chemistry NTU Singapura | Peraih medali perunggu International Chemistry Olympiad (IChO) ke-42 di Oxford-Cambridge, Inggris

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Obat Galau Jurusan Kuliah

2 Oktober 2014   16:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:40 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412228949887835946

[caption id="attachment_363347" align="aligncenter" width="476" caption="Ilustrasi (Tribunnews.com)"][/caption]

Awal Agustus 2014, “galau jurusan” sempat menjadi trending topic Indonesia. Setelah saya kepoin, ternyata memang banyak pengguna Twitter, khususnya para calon mahasiswa, terkena penyakit galau jurusan kuliah (GJK) ini. Kemudian, maraknya penggunaan Ask.fm memperkuat dugaan saya, bahwa di luar sana ada jutaan anak SMA, MA, dan SMK—singkatnya Putih Abu-abu—yang masih bingung dalam pemilihan jurusan kuliah yang harus mereka lalui.

Pertanyaannya adalah, “Kenapa bisa galau?” Setelah tanya-tanya dan baca-baca—saya juga pernah SMA—saya bisa menyederhanakan tiga penyebab utama GJK di kalangan Putih Abu-abu.

Pertama, karena belum punya visi dan cita-cita yang jelas dan mantap. Visi dan cita-cita ibarat secercah cahaya di ujung gua. Dia adalah motivasi dan tujuan dari sebuah usaha. Dia adalah daya dorong untuk terus berkarya.

Tugas sekolah/PR yang banyak telah mengurangi waktu Putih Abu-abu mengereksplorasi minat dan bakat mereka. Apatah lagi sekarang bimbel sudah seperti keharusan, setelah 7-8 jam sehari belajar di sekolah. Intinya, siswa/i kekurangan waktu untuk mencari tahu dan mempersiapkan gambaran besar kehidupan mereka setelah lulus SMA, MA, atau SMK. Mereka terlampau sering diwanti soal UN dan rapor. “Supaya gampang dapat kuliah”, katanya. Tapi, buat apa kuliah jika “salah jurusan”? Maka dari itu, penting untuk kita semua meluangkan waktu mencari tahu minat dan bakat kita. Bagaimana cara tahunya? Dengan mencoba! Gunakan waktu luangmu untuk mencoba hal-hal baru dan hal-hal, yang menurut feeling-mu, itu minat atau bakatmu. Live your life experimentally! Setelah mencoba langsung, kamu punya pijakan yang kuat tentang apa yang kamu suka dan tidak. Jadi, tidak sekadar “katanya” dan “kayaknya”. Aktivitas-aktivitas yang bisa dicoba antara lain: bergabung dengan ekskul-ekskul menarik, ikut kepanitiaan, daftar lomba atau proyek luar kelas, jadi pengurus organisasi siswa, dan main-main ke kampus dan komunitas-komunitas di kotamu.

Kedua, karena minimnya referensi jurusan kuliah. Kepada siapa kamu bertanya atau minta saran tentang jurusan kuliah? Pasti tiga orang/pihak yang akan kamu tanyai pertama kali adalah orang tua, guru BK, dan saudara yang lebih tua. Kabar gembiranya, ketiga pihak ini punya informasi yang kamu inginkan. Kabar sedihnya, informasi yang mereka miliki terbatas dan bias. Setiap orang, mahasiswa atau sudah bekerja, punya lingkar pertemanan dari berbagai jurusan. Setiap orang tahu beberapa hal terkait jurusan teman-temannya. Tapi mungkin hanya luarnya saja. Cuma mahasiswa jurusan itu sendiri yang tahu seluk-beluk yang lebih dalam. Nah, cara terbaik untuk mendapatkan informasi yang komprehensif dan minim bias adalah dengan bertanya langsung ke mahasiswa atau alumni sebuah jurusan. Dimana kamu bisa menemukan mereka? Di kampus atau di sebuah sesi networking. Tapi, peluang bertemu mereka kecil dan dibutuhkan usaha yang besar. Alternatifnya adalah mencari tahu lewat internet. Kamu bisa mencari tahu informasi jurusan yang kamu mau di masing-masing website kampus/fakultas terkait atau ke jurusankuliah.net yang telah mengumpulkan review hampir semua jurusan yang ada di Indonesia. Bagaimanapun, blog atau situs formal seperti ini biasanya tidak lebih dari sekadar cerita brosur—dimana yang diceritakan mungkin berbeda dari yang dialami mahasiswanya langsung.

Nah, sekarang, sudah ada sumber bacaan yang berisi kumpulan cerita jurusan kuliah, namanya jurusankuliah.tumblr.com. Dalam blog ini, kamu bisa tahu seru, sedih, haru, bahagia, ngeselin, dan menariknya jurusan-jurusan langsung dari “pelaku”nya, dan tentu saja beserta kisah dan pengalaman mereka saat berada di posisi yang sama denganmu—Putih Abu-abu yang GJK. Blog ini dikurasi lebih personal sehingga pertimbangan dan tips yang diberikan pencerita bisa diaplikasikan langsung.

Terakhir, karena ada konflik antara internal dan eksternal. Internal dalam hal ini tentu saja dirimu dan maumu. Eksternal adalah kepentingan orang lain di sekitarmu, meliputi orang tua, guru, saudara, keluarga besar, teman, sahabat atau pacar. Konflik itu wajar dan harus dihadapi. Dalam hal ini kamu punya kepentingan untuk diperjuangkan. Toh, pada akhirnya, kamu yang akan menjalani resolusi dari konflik internal-eksternal ini. Maka dari itu siapkan argumen-argumenmu sebelum “berperang” dengan santun. Orang tua hanya butuh diyakinkan kok, bahwa kamu akan baik-baik saja, sukses, dan tidak berkekurangan setelah selesai dari pendidikan. Orang tua kita ingin “pulang” dengan tiada membawa kekuatiran.

Untuk terdengar meyakinkan, ini ada tips-tips buatmu:

1) Cari tahu minat dan bakatmu segera. Karena minat dan bakat adalah dua kunci yang akan memudahkan jalanmu kepada kesuksesan. Minat karena kamu ingin. Bakat karena kamu bisa. Kamu bisa memilih dalam koridor keduanya, atau salah satu saja.

2) Tunjukkan niatmu. Bila kamu sudah tahu apa yang kamu mau, tunjukkan pada mereka hal-hal riil bahwa kamu sedang berupaya untuk lebih ahli atau lebih pintar di sebuah bidang. Misalnya kamu ingin masuk DKV atau Ilmu Komputer, mulainya unjuk karya pada orang-orang di sekitarmu.

3) Bersiaplah untuk segala kemungkinan. Memilih jurusan kuliah, pada beberapa kasus, tidak semata soal anak sebagai orang yang menjalaninya nanti. Terkadang ada kondisi dimana kita harus mengalah untuk kemenangan yang lebih besar. Be prepared dan ambil hikmahnya saja. Bila tidak mungkin dijadikan jurusan, mungkin hal-hal yang menarik buatmu bisa jadi hobi atau sumber pendapatan sampingan.

Dari tiga alasan di atas—belum punya cita-cita, minimnya referensi, dan konflik—bisa diambil benang merahnya, yaitu setiap Putih Abu-abu harus lebih banyak membaca dan mencari tahu seluk-beluk jurusan yang dia mau. Ketinggalan jaman orang-orang yang memilih sebuah jurusan kuliah semata karena ikut-ikutan atau disuruh guru BK. Jaman sudah canggih, internet bisa jadi tool yang mandraguna. Sudah saatnya setiap calon mahasiswa terdorong untuk memutuskan lebih bijak tentang bidang keilmuan yang mereka ingin dalami di bangku kuliah. Kuliah tidak sebentar dan tidak murah, jadi rencanakanlah dengan bijak dan matang.

(*)

Inisiator blog jurusankuliah.tumblr.com

Follow @galaujurusan for updates

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun