Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan salah satu produk utama yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.Pemupukan yang cukup merupakan  faktor penting yang menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa sawit. Aspek penting dalam budidaya kelapa sawit adalah perawatan tanaman.Salah satu faktor terpenting dalam merawat pohon kelapa sawit adalah pemupukan untuk meningkatkan produktivitas. Kelapa sawit merupakan produk budidaya yang memiliki kemampuan menyerap unsur hara dalam jumlah relatif tinggi dari dalam tanah. Rendahnya kemampuan tanah dalam menyuplai unsur hara bagi tanaman kelapa sawit menyebabkan rendahnya penyerapan unsur hara. Seluruh unsur hara yang diserap oleh pohon kelapa sawit digunakan untuk pertumbuhan vegetatif dan pembentukan buah, sehingga kekurangan unsur-unsur tersebut akan menurunkan pertumbuhan dan hasil pohon kelapa sawit (Afifudin, 2023).Pemeliharaan  pohon kelapa sawit merupakan upaya yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas yang optimal.
Pentingnya Pemupukan dalam Budidaya Kelapa Sawit
      Pemupukan bertujuan untuk menyediakan unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman agar dapat tumbuh optimal. Dalam budidaya kelapa sawit, pemupukan yang baik dan benar sangat penting karena tanaman ini membutuhkan berbagai makronutrien seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), serta mikronutrien seperti Magnesium (Mg), Boron (B), dan lainnya.Nutrisi-nutrisi ini memegang peranan yang sangat vital dalam berbagai proses fisiologis tanaman, seperti fotosintesis, pembentukan buah, dan resistensi terhadap penyakit. Oleh karena itu, pemupukan yang tepat sangat diperlukan agar tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi. Efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk sangat penting  karena biaya pemupukan tanaman kelapa sawit sangat tinggi, yaitu 50-70% dari biaya pemeliharaan dan 25% dari total biaya produksi (Jabal Albari, 2018).Penambahan unsur hara sangat membantu meningkatkan pertumbuhan  dan produktivitas tanaman serta kualitas produk yang dihasilkan (Jabal Albari, 2018).Kekurangan  unsur hara akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan vegetatif dan berkurangnya hasil tanaman kelapa sawit.
Jenis Pupuk yang Digunakan:
1. Pupuk Nitrogen (N) dan Pupuk Fosfor (P)
       Nitrogen adalah elemen penting yang digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif. Nitrogen berperan dalam sintesis protein, enzim, dan klorofil yang diperlukan untuk fotosintesis.Fosfor digunakan dalam proses pembentukan akar, bunga, dan buah. Nutrisi ini juga penting dalam proses pembentukan ATP(Adinosin Trifosfat) yang diperlukan sebagai sumber energi dalam sel tanaman. Nitrogen dan fosfor merupakan dua unsur hara makro utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Nitrogen yang ada pada tanaman berpartisipasi dalam pembentukan protein, sintesis klorofil, dan  metabolisme. Nitrogen membentuk senyawa organik penting seperti asam amino, protein dan asam nukleat (Jabal Albari S. d., 2018). (Jabal Albari S. d., 2018) mengemukakan bahwa fosfor merupakan komponen struktural  sejumlah senyawa pemindah energi molekuler ADP, ATP, NAD, NADH, serta senyawa sistem informasi genetik DNA dan RNA.Unsur P berperan penting dalam proses fotosintesis dan metabolisme karbohidrat, dengan fungsi mengatur pembagian hasil fotosintesis antara sumber dan organ reproduksi, pembentukan inti sel, pembelahan dan perbanyakan sel, pembentukan lemak dan albumin.
2. Â Pupuk Kalium (K)
        Kalium berfungsi untuk meningkatkan kualitas buah, meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta memperkuat jaringan tanaman. K merupakan salah satu unsur hara makro bagi tanaman yang berperan penting pada tanaman dalam proses metabolisme mulai dari fotosintesis, asimilasi dan translokasi  hingga pembentukan zat aktif pati, protein dan metabolisme enzim. Mobilitas kalium yang tinggi ditemukan terutama pada bagian vegetatif tanaman.Unsur K dalam tanah berasal dari mineral yang tersusun dari substrat tanah, sisa tanaman dan pupuk kandang juga dapat menjadi sumber kalium (Hasan Wirayuda S. T., 2022). Tanaman membutuhkan kalium dalam jumlah besar, berkisar antara 50 hingga 300 kg K/ha/musim tanam. Kebutuhan  K pada tanaman setara dengan kebutuhan N, bahkan pada beberapa tanaman serapan K lebih besar dibandingkan N seperti  pada lahan kering. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan K  tanaman  cukup tinggi  dan bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka metabolisme tanaman akan terganggu sehingga menyebabkan produktivitas tanaman  dan mutu yang dihasilkan menjadi rendah (Hasan Wirayuda S. N., 2022).
3. Pupuk Mikro
        Selain makronutrien, kelapa sawit juga memerlukan mikronutrien seperti Boron (B), dan Seng (Zn) untuk menjaga keseimbangan nutrisi. Boron merupakan salah satu dari  unsur hara mikro  esensial yang dibutuhkan tanaman untuk menjalankan sejumlah fungsi metabolisme, terutama dalam transpor ion dan pembentukan kesuburan tanaman. Pada  kelapa sawit, gejala defisiensi mikronutrien atau defisiensi boron sering terjadi, terutama pada lahan  gambut atau tanah dengan kandungan  pasir tinggi. Munculnya gejala kekurangan boron pada tanaman merupakan tanda  yang  menggambarkan kurangnya unsur hara boron pada tanah dan dapat ditandai dengan tanaman kelapa sawit yang kerdil dan pelepah daun pendek dari yang normal. Untuk memenuhi kebutuhan boron pada pohon kelapa sawit, biasanya dilakukan pemupukan  boron  secara rutin setiap tahunnya.Salah satu  jenis pupuk boron  yang umum digunakan oleh petani kelapa sawit adalah HGFBorate (Pupuk Borat Berkualitas Tinggi) disebut juga pupuk Boraks (Na B O. 5H O) mempunyai sifat  larut.Boron juga dapat berasal dari dalam tanah seperti pelapukan bahan organik,air irigasi,residu bahan bakar fosil,pembangkit listrik dan batu bara,dan kegiatan industri lainnya (Pane, 2023).
Penerapan Metode 4T pada Pemupukan