Pada kunjungan yang dilaksanakan pada tanggal 15 November 2023, Para Mahasiswa UPI Kampus di Purwakarta berkesempatan untuk membuka kembali kisah sejarah yang telah terjadi di Purwakarta. Tempat itu bernama Bale Panyewangan Diorama Purwakarta. Bale yang berarti tempat, Panyewangan memiliki arti melihat lebih dalam, diorama bararti sejarah yang dituangkan kedalam bentuk miniatur, dan Purwakarta berarti daerah Purwakarta. Dapat disimpulkan bahwa Bale Panyewangan Diorama Purwakarta Merupakan bangunan yang berisikan diorama sejarah tentang purwakarta yang bertujuan untuk mempelajari dan mengingat lebih dalam tentang purwakarta.
      Bale Panyewangan Diorama Purwakarta diresmikan menjadi museum pada 21 Februari 2015 pada era kepemimpinan kang Dedi Mulyadi. Bangunan Bale Panyewangan Diorama Purwakarta sendiri sudah didirikan sejak 1830. Pembangunan bangunan bale ini bersamaan dengan pembangunan stasiun kereta api, gedung kembar, dan bangunan-bangunan bersejarah lainnya. Sebelum di resmikan menjadi Bale Panyewangan Diorama Purwakarta, bangunan ini dahulu pernah di fungsikan menjadi Basis Militer, Toko sepatu, Polsek, dan Perpustakaan.
      Bangunan yang terletak di jalan. K.K Singawinata, Nagri Tengah, Kecamatan. Purwakarta, Kabupaten Purwakarta ini berisikan ungkapan sejarah Purwakarta dari masa ke masa, untuk menampilkan sejarah-sejarah tentang Purwakarta, bangunan ini memadukan antara arsip, seni, serta teknologi. Sehingga para pengunjung, baik masyarakat purwakarta maupun turis yang berkunjung mudah memahami makna dari peristiwa yang telah lampau
      Konten diorama ini terbagi menjadi 9 bagian-bagian yang dimana setiap bagian ini memiiki materi yang berbeda. Dimulai dari Bale Maharaja LinggaBhuwana, Bale ini berisikan tentang sejarah tatar sunda, kemudian ada Bale Prabu Niskala Wastukancana, menampilkan para sosok yang pernah menjadi pemimpin di Purwakarta. Kemudian di lorong awal kita akan menemui Bale Prabu Dewanisala, Bale ini menggambarkan Purwakarta pada masa pengaruh mataram, VOC dan Hindia Belanda dalam rentang waktu tahun 1620-1799.Â
Kemudian Bale yang keempat bernama Bale Prabu Nigratwangi, Bale ini menyajikan tentang Purwakrta pada masa Hindia Belanda yang berkisar dari tahun 1800 sampai 1942. Lalu kita akan masuk ke Bale Prabu Jayaningrat, dimana bale ini menampilka sebuah gambaran Purwakarta pada masa pergerakan nasional dan masa penjajahan kolonial Jepang. Pada bale selanjutnya kita akan memasuki segmen yang menyajikan keadaan Purwakarta pada masa kemerdekaan 1945 -- 1950, dimulai dengan peristiwa rengasdengklok, dan pada jaman Demokrasi Liberal tahun 1950 -- 1959 yang disebut Bale Prabu Ratudewata.Â
Di bale yang ke 7 kita akan menemukan Sejarah Purwakarta pada masa demokrasi terpimpin 1959 -- 1967. Memasuki 2 segmen terakhir. Kita akan menemui Bale Prabu Surawisesa, Bale ini menyajikan Purwakarta pada masa pemerintaham 1968-1998 serta era dimana reformasi terjadi pada 1998 hingga saat ini. Dan pada segmen terakhir ini kita akan diberikan gambaran "Digjaya Purwakarta Istimewa" yang terjadi pada rentan waktu 2008 -- 2018, segmen ini disebut Bale Ki Pamanah Rasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H