Bagaikan petir di siang hari
Yang bergemuru dengan suara keras dan menakutkan
Disatu sisi engkau memberikan biasan cahaya
Namun disisi lain engkau membuat alam menjadi mendung
Dan engkau adalah api yang panas
Tetapi engkau juga adalah air yang dingin
Oh dosenku aku begitu bingung akan tingkahmu
Kau mengajariku akan keadilan
Bercerita tentang kebenaran namun disisi lain engkau tidak adil
Dan tak pernah sekalipun engkau berlaku adil padaku
Kau mengajariku dongeng kepahlawanan
Namun dibalik itu engkau menindas dan membohongi kamu dengan tingkahmu yang begitu kejam
Katanya kau hendak mendidikku dan itu benar kau mendidikku sebagai pecundang
Kau mendidikku sebagai seorang penjilat
Kau juga mendidikku untuk menjadi robot yang patuh perintah entah perintah itu salah atau benar
Tetapi pernahka engkau dengar suara angina yang mebisik dan menggema dibatinmu
Penyesalan akan kejahatan intelektual mu itu
Lihatlah anak didikmu dimasa lalu yang kini menjadi penjilat birokrat
Yang tidak lain dan tidak bukan para koruptor itu
Mereka adalah robot yang taat sekaligus anjing penjilat yang setia
Oh mengapa , mengapa, dan mengapa engaku tidak sadar juga
Bahwa kami bukanlah anjing penjilat , kami bukan robot dan kami bukan kerbau
Yang mau kau tarik kemana-mana
Mahasiswa adalah manusia juga sama seperti kalian
Mahasiswa juga punya akal, punya logika ,dan punya pengetahuan
Tetapi hanya usia yang membedakan
Dosen memang tidak selamanya benar
dosen adalah pencetak para koruptor, politisi busuk , birokrat penjilat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H