Mohon tunggu...
Muhammad Badai Anugrah
Muhammad Badai Anugrah Mohon Tunggu... -

mahasiswa hukum universitas hasanuddin I @anugrahbadai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dosen Dimana Keadilan yang Biasa Kau Dongengkan

2 Desember 2013   19:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:24 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau mau melawan kejahatan ini dengan tanganmu,tapi kau pun tak mampu.maka itu kau lawan dengan lidahmu.kau pun tak mampu kemudian kau melawan dengan hatimu setidak-tidaknya kau melawan. (Pramoedya Ananta Toer)

Dosen bukanlah orang-tua. Mereka menjual jasa layanan pendidikan dalam bidang keilmuan yang dikuasainya, dan mendapatkan imbalan yang dibayarkan oleh konsumen atau sponsor sang konsumen. Mahasiswa sebagai pengonsumsi layanan boleh protes kalau kualitas layanan tak sesuai. Dan dosen bukan tuhan yang mau seenaknya membuat keputusan yang harus semua di patuhi.Banyak dosen yang membuat keputusan yang menguntungkan dirinya sendiri contohnya mahasiswa dilarang datang terlambat kalau terlambat tidak berhak mengikuti pelajaran,harus berpakaian rapi,harus memakai sepatu

Bagaimana kalau dosen yang terlambat apakah dia berhak mengajar ? tentu saja tidak,Karena setiap peraturan yang di buatnya bukan saja untuk mahasiswa tapi peraturan itu juga  untuk dirinya sendiri jadi jangan ada diskriminasi antara dosen dan mahasiswa.

Tapi bagaimana kalau mahasiswa tidak berpakain rapi,memakai sandal.apakah diwajibkan mengikuti perkuliahan seperti teman-teman yang berpakaian rapi ke kampus ? tentu saja berhak karena pendidikan tidak bisa dibatasi telah menjadi hak mahasiswa untuk belajar.dosen juga tidak boleh melarang mahasiswa yang mau belajar karena daripada mahasiswa itu berpakain rapi,memakai sepatu tapi cuma di luar tidak masuk dalam kelas,setidak-tidaknya mahasiswa yang tidak rapi tersebut mempunyai niat baik untuk belajar jadi sebagai dosen yang budiman tidak boleh membatasi mahasiwa untuk belajar

Dalam membuat peraturan yang hanya mementingkan dirinya sendiri.

Dosen bukan dewa yang selalu benar dan mahasiswa bukan kerbau .Dosen saat ini kami mahasiswa meminta keadilan dari anda.Dosen aku begitu menanti keadilan yang biasa kamu dongengkan.Dosen bukankah kau mantan mahasiswa, bukankah kau telah bersekolah lebih tinggi dari kami. Lantas bisakah kau memberi pencerahan atas polemik besar yang melanda kampus ini.Engkau kembali menakut-nakuti kami tentang nilai yang eror ketika kami melawan. Padahal kami hanya menuntut keadilan Dosen aku galau denganmu. Disatu sisi aku begitu cinta dan fans kepadamu, tapi disisi yang lain engkau selalu saja diam kalau kami menuntut keadilan.
Tapi kalau budaya  ini tidak dihentikan akan terus melunjak tinggi,diskriminasi dosen terhadap mahasiswa akan membudayadan dengan idiologi yang saya pegang teguh  tidak dapat mengubah semuanya karena saya bukan pahlawan kesiangan yang ingin merubahnya seorang diri tapi kita sesama mahasiswa patutnya melawan dosen yang diskriminasi agar kita tidak tertindas terus dan budaya Ini dapat dihentikan.

Puisi buat dosenku

Bagaikan petir di siang hari

Yang bergemuru dengan suara keras dan menakutkan

Disatu sisi engkau memberikan biasan cahaya

Namun disisi lain engkau membuat alam menjadi mendung

Dan engkau adalah api yang panas

Tetapi engkau juga adalah air yang dingin

Oh dosenku aku begitu bingung akan tingkahmu

Kau mengajariku akan keadilan

Bercerita tentang kebenaran namun disisi lain engkau tidak adil

Dan tak pernah sekalipun engkau berlaku adil padaku

Kau mengajariku dongeng kepahlawanan

Namun dibalik itu engkau menindas dan membohongi kamu dengan tingkahmu yang begitu kejam

Katanya kau hendak mendidikku dan itu benar kau mendidikku sebagai pecundang

Kau mendidikku sebagai seorang penjilat

Kau juga mendidikku untuk menjadi robot yang patuh perintah entah perintah itu salah atau benar

Tetapi pernahka engkau dengar suara angina yang mebisik dan menggema dibatinmu

Penyesalan akan kejahatan intelektual mu itu

Lihatlah anak didikmu dimasa lalu yang kini menjadi penjilat birokrat

Yang tidak lain dan tidak bukan para koruptor itu

Mereka adalah robot yang taat sekaligus anjing penjilat yang setia

Oh mengapa , mengapa, dan mengapa engaku tidak sadar juga

Bahwa kami bukanlah anjing penjilat , kami bukan robot dan kami bukan kerbau

Yang mau kau tarik kemana-mana

Mahasiswa adalah manusia juga sama seperti kalian

Mahasiswa juga punya akal, punya logika ,dan punya pengetahuan

Tetapi hanya usia yang membedakan

Dosen memang tidak selamanya benar

dosen adalah pencetak para koruptor, politisi busuk , birokrat penjilat

Dosen-ku, Engkau begitu tinggi bagiku, engkau punya ribuan bahkan jutaan fans. Sedangkan aku tak punya satu pun fans. Olehnya itu, tulisan ini, hanyalah ungkapan kegalauan, dari seseorang yang mengidolakanmu.

Sangatlah wajar kalau fans memiliki cinta dan harapan kepada idolanya.
Nah, pada posisi itulah penulis mengabadikan kegalauan ini.

Salam kemuliaan kepadamu wahai dosenku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun