Kau mau melawan kejahatan ini dengan tanganmu,tapi kau pun tak mampu.maka itu kau lawan dengan lidahmu.kau pun tak mampu kemudian kau melawan dengan hatimu setidak-tidaknya kau melawan. (Pramoedya Ananta Toer)
Dosen bukanlah orang-tua. Mereka menjual jasa layanan pendidikan dalam bidang keilmuan yang dikuasainya, dan mendapatkan imbalan yang dibayarkan oleh konsumen atau sponsor sang konsumen. Mahasiswa sebagai pengonsumsi layanan boleh protes kalau kualitas layanan tak sesuai. Dan dosen bukan tuhan yang mau seenaknya membuat keputusan yang harus semua di patuhi.Banyak dosen yang membuat keputusan yang menguntungkan dirinya sendiri contohnya mahasiswa dilarang datang terlambat kalau terlambat tidak berhak mengikuti pelajaran,harus berpakaian rapi,harus memakai sepatu
Bagaimana kalau dosen yang terlambat apakah dia berhak mengajar ? tentu saja tidak,Karena setiap peraturan yang di buatnya bukan saja untuk mahasiswa tapi peraturan itu juga untuk dirinya sendiri jadi jangan ada diskriminasi antara dosen dan mahasiswa.
Tapi bagaimana kalau mahasiswa tidak berpakain rapi,memakai sandal.apakah diwajibkan mengikuti perkuliahan seperti teman-teman yang berpakaian rapi ke kampus ? tentu saja berhak karena pendidikan tidak bisa dibatasi telah menjadi hak mahasiswa untuk belajar.dosen juga tidak boleh melarang mahasiswa yang mau belajar karena daripada mahasiswa itu berpakain rapi,memakai sepatu tapi cuma di luar tidak masuk dalam kelas,setidak-tidaknya mahasiswa yang tidak rapi tersebut mempunyai niat baik untuk belajar jadi sebagai dosen yang budiman tidak boleh membatasi mahasiwa untuk belajar
Dalam membuat peraturan yang hanya mementingkan dirinya sendiri.
Dosen bukan dewa yang selalu benar dan mahasiswa bukan kerbau .Dosen saat ini kami mahasiswa meminta keadilan dari anda.Dosen aku begitu menanti keadilan yang biasa kamu dongengkan.Dosen bukankah kau mantan mahasiswa, bukankah kau telah bersekolah lebih tinggi dari kami. Lantas bisakah kau memberi pencerahan atas polemik besar yang melanda kampus ini.Engkau kembali menakut-nakuti kami tentang nilai yang eror ketika kami melawan. Padahal kami hanya menuntut keadilan Dosen aku galau denganmu. Disatu sisi aku begitu cinta dan fans kepadamu, tapi disisi yang lain engkau selalu saja diam kalau kami menuntut keadilan.
Tapi kalau budaya  ini tidak dihentikan akan terus melunjak tinggi,diskriminasi dosen terhadap mahasiswa akan membudayadan dengan idiologi yang saya pegang teguh  tidak dapat mengubah semuanya karena saya bukan pahlawan kesiangan yang ingin merubahnya seorang diri tapi kita sesama mahasiswa patutnya melawan dosen yang diskriminasi agar kita tidak tertindas terus dan budaya Ini dapat dihentikan.
Puisi buat dosenku
Bagaikan petir di siang hari
Yang bergemuru dengan suara keras dan menakutkan
Disatu sisi engkau memberikan biasan cahaya
Namun disisi lain engkau membuat alam menjadi mendung
Dan engkau adalah api yang panas
Tetapi engkau juga adalah air yang dingin
Oh dosenku aku begitu bingung akan tingkahmu
Kau mengajariku akan keadilan
Bercerita tentang kebenaran namun disisi lain engkau tidak adil
Dan tak pernah sekalipun engkau berlaku adil padaku
Kau mengajariku dongeng kepahlawanan
Namun dibalik itu engkau menindas dan membohongi kamu dengan tingkahmu yang begitu kejam
Katanya kau hendak mendidikku dan itu benar kau mendidikku sebagai pecundang
Kau mendidikku sebagai seorang penjilat
Kau juga mendidikku untuk menjadi robot yang patuh perintah entah perintah itu salah atau benar
Tetapi pernahka engkau dengar suara angina yang mebisik dan menggema dibatinmu
Penyesalan akan kejahatan intelektual mu itu
Lihatlah anak didikmu dimasa lalu yang kini menjadi penjilat birokrat
Yang tidak lain dan tidak bukan para koruptor itu
Mereka adalah robot yang taat sekaligus anjing penjilat yang setia
Oh mengapa , mengapa, dan mengapa engaku tidak sadar juga
Bahwa kami bukanlah anjing penjilat , kami bukan robot dan kami bukan kerbau
Yang mau kau tarik kemana-mana
Mahasiswa adalah manusia juga sama seperti kalian
Mahasiswa juga punya akal, punya logika ,dan punya pengetahuan
Tetapi hanya usia yang membedakan
Dosen memang tidak selamanya benar
dosen adalah pencetak para koruptor, politisi busuk , birokrat penjilat
Dosen-ku, Engkau begitu tinggi bagiku, engkau punya ribuan bahkan jutaan fans. Sedangkan aku tak punya satu pun fans. Olehnya itu, tulisan ini, hanyalah ungkapan kegalauan, dari seseorang yang mengidolakanmu.
Sangatlah wajar kalau fans memiliki cinta dan harapan kepada idolanya.
Nah, pada posisi itulah penulis mengabadikan kegalauan ini.
Salam kemuliaan kepadamu wahai dosenku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H