Laut China Selatan telah menjadi pusat navigasi dan perdagangan maritim sejak zaman dahulu. Konflik di LCS dapat ditelusuri kembali dari tahun 1279 ketika China pertama kali mengklaim wilayah ini dalam peta sejarah mereka. Pada tahun 1947, China memperkenalkan peta dengan "sembilan garis putus-putus" yang menandai klaim teritorial mereka atas LCS, yang mencakup pulau-pulau Paracel dan Spratly. Â Klaim atas LCS kembali menjadi titik panas geopolitik dunia. Apalagi China mengklaim telah mengusir kapal perang AS dari pulau sengketa di LCS pada 12 Mei 2024. Ketegangan ini menunjukkan bahwa LCS masih merupakan wilayah yang sangat kontroversial dengan banyak negara yang memiliki klaim sehingga tumpang tindih.
Dalam menghadapi tantangan kedaulatan di LCS, Indonesia telah menunjukkan komitmennya terhadap prinsip-prinsip hukum internasional. Bahkan dalam Pertemuan pertemuan internasional atau pertemuan terbatas antar Presiden seperti yang dilakukan antara presiden China dan Sultan Brunei. Indonesia mengajak untuk menekankan pentingnya kerja sama bilateral, terutama dalam menjaga stabilitas di LCS. Karena Ini menunjukkan bahwa ada peluang untuk kerja sama regional dan penyelesaian damai konflik LCS.
Namun, Indonesia juga menunjukkan sikap yang berhati-hati. Presiden Jokowi telah menolak klaim garis sembilan putus China di LCS, namun pada saat yang sama, mencoba untuk memupuk hubungan ekonomi yang lebih dekat melalui kerjasama maritim dengan China. Pendekatan ini mencerminkan strategi hedging yang diambil pemerintah Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Posisi China terhadap perekonomian Indonesia begitu penting. Sehingga Indonesia memilih untuk melakukan Upaya Upaya damai, namun masih mematuhi aturan dan hukum internasional. Klaim nine dash line yang dilakukan oleh china telah melanggar ZEE. Maka penting bagi Indonesia untuk terus siaga terhadap Upaya Upaya seperti illegal fishing, dll khususnya di Kawasan laut natuna utara. Tindakan ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk melindungi integritas wilayah dan kepentingan ekonominya. Artinya Strategi Indonesia dalam menghadapi ancaman ini meliputi penegakan hukum di perairan, pemeliharaan konservasi, kolaborasi dan diplomasi regional untuk navigasi yang damai
Survei terbaru dari ISEAS-Yusof Ishak Institute, terdapat peningkatan pengaruh China di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Sebesar 54% responden Indonesia menganggap China sebagai kekuatan ekonomi paling berpengaruh di Kawasan Asia Tenggara, Sehingga terdapat kekhawatiran yang signifikan mengenai pengaruh ekonomi regional China yang berkembang, serta kecemasan atas pengaruh politiknya terhadap stabilitas ekonomi dan politik di Indonesia.
Media sosial telah menjadi platform yang kuat untuk membangun kesadaran dan dukungan terhadap isu kedaulatan. Dengan strategi yang tepat, kampanye media sosial dapat meningkatkan kesadaran publik, membangun narasi nasional, dan paling penting adalah menggalang dukungan internasional. Sehingga Kampanye tersebut harus mulai dilaksanakan supaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya LCS bagi Indonesia, termasuk aspek ekonomi, politik, dan keamanan.
Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi alat yang sangat kuat untuk menyampaikan pesan dan memobilisasi dukungan. Dalam konteks kedaulatan Indonesia di Laut China Selatan, kampanye media sosial dapat memainkan peran penting dalam memperkuat posisi negara dan menyatukan masyarakat dalam mendukung hak-hak berdaulat. Salah satu langkah utama dalam kampanye media sosial adalah pendidikan masyarakat. Melalui platform seperti Twitter, Facebook, dan Instagram, pemerintah dan organisasi non-pemerintah dapat menyebarkan informasi tentang pentingnya LCS bagi Indonesia, termasuk aspek ekonomi, politik, dan keamanan.
Menggunakan tagar seperti #LCSIndonesiaKu, #SovereignSea, #peaceofmind, #natunaindonesia, dll. Selain itu juga banyak cara lain seperti pembuatan konten konten animasi, dll. Â Kampanye ini diharapkan dapat menciptakan kesadaran dan rasa kepemilikan kolektif terhadap LCS. Diharapkan Upaya Melalui media sosial ini Indonesia dapat menarik simpati dan dukungan dari masyarakat internasional dan menunjukkan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dan stabilitas regional kawasan. Kemudian kreatifitas konten dan peran influens juga berdampak terhadap keberhasilan kampanye ini.
Sehingga, penting bagi media sosial harus aktif dalam memantau dan mengklarifikasi fakta untuk memastikan bahwa narasi yang benar tentang LCS tetap dominan. Kampanye media sosial merupakan alat yang efektif dalam penguatan kedaulatan Indonesia di LCS. Dengan dukungan semua kalangan, kampanye ini dapat secara cepat meningkatkan kesadaran, membangun dukungan, dan memperkuat posisi Indonesia di mata global.
Dengan demikian, Indonesia dapat menarik perhatian dan simpati dari komunitas internasional. Dengan fokus pada kampanye media sosial, judul ini mengakui pentingnya menghadapi misinformasi yang dapat melemahkan posisi Indonesia. Ini menunjukkan komitmen untuk menjaga integritas informasi yang beredar tentang LCS.