Mohon tunggu...
Muhammad Azriel
Muhammad Azriel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UMJ

Mahasiswa Aktif Ilmu Politik FISIP UMJ, Sekretaris Biro Organisasi HIMAPOL FISIP UMJ 2022-2023, Founder of DISTRIK.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna dan Dampak September Hitam Bagi Perkembangan Demokrasi Indonesia

13 September 2023   09:13 Diperbarui: 13 September 2023   10:02 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Bani Hakiki/BandungBergerak.id Input sumber gambar)

30 September 1965, dikenal sebagai September Hitam, dianggap sebagai titik balik dalam sejarah politik Indonesia. Peristiwa ini merupakan tanggal kelam dalam sejarah negeri ini karena menghasilkan kekacauan ekonomi dan politik yang mendalam. Penghapusan kelompok komunis dan segala bentuk perlawanan yang dilakukannya oleh pemerintah dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang besar. Peristiwa ini menjadi topik yang kontroversial dan terus menarik perhatian masyarakat Indonesia. Artikel ini akan membahas makna dan dampak September Hitam terhadap perkembangan demokrasi Indonesia.

Pertama-tama, kita perlu mengulas fakta sejarah tentang apa yang terjadi pada September Hitam. Pada saat itu, terjadi pembunuhan terhadap enam jenderal Indonesia, yang dituduh melancarkan kubu komunis untuk mengambil alih pemerintahan. Peristiwa ini kemudian digunakan oleh pemerintah Orde Baru sebagai alasan untuk memulai aksi penghapusan PKI, yang dipercayai sebagai dalang di balik pembunuhan tersebut. Namun, kebenaran sebenarnya dari peristiwa tersebut masih diperdebatkan hingga hari ini. Beberapa sumber menyatakan bahwa tidak ada bukti yang cukup untuk mengaitkan PKI dengan pembunuhan tersebut, sementara yang lain menganggap orang-orang komunis memang bersalah.

Dampak penghapusan PKI dan peristiwa September Hitam sangat besar bagi perkembangan demokrasi Indonesia. Yang paling terlihat adalah hilangnya partisipasi politik dari kelompok-kelompok tertentu yang dicurigai oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan penyimpangan kekuasaan di bawah kekuasaan Orde Baru yang membuat Indonesia sebagai negara yang sangat otoriter selama beberapa dekade. Tindakan ini juga mematikan diskursus demokrasi yang berkembang dalam beberapa dekade sebelumnya. Peristiwa September Hitam menandai awal dari satu dekade yang sangat panjang dari kesewenangan, otoritarianisme, penindasan hak manusia, korupsi, dan kriminalisasi pembangkang.

Namun, ada juga upaya-upaya untuk menyelidiki kembali peristiwa 1965. Di bawah reformasi 1998, beberapa orang yang dituduh sebagai pemberontak dan anggota PKI yang dicap sebagai penjahat mulai diberikan hak-hak dan keadilan yang seharusnya mereka miliki. Sekarang, mereka diakui sebagai korban pelanggaran hak asasi manusia dari pemerintah yang melewati batas. Hal ini memacu upaya rekonsiliasi di antara kelompok-kelompok yang terlibat dalam peristiwa September Hitam dan bagaimana mereka bisa bergerak maju sebagai bangsa yang lebih sehat dan stabil. Dalam kesimpulannya, peristiwa September Hitam sangat bersejarah dan masih berdampak besar bagi Indonesia sampai hari ini. Pembatasan politik, kesewenangan, dan pelanggaran hak asasi manusia membuat perkembangan demokrasi Indonesia sangat terhambat. Namun, upaya-upaya rekonsiliasi dan dukungan untuk membuka kembali penyelidikan terhadap peristiwa tersebut memberikan harapan untuk Indonesia tertanggung masa depan yang lebih stabil dan demokratis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun