Di era digital yang semakin berkembang pesat ini, penggunaan gadget telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan remaja. Sebagai seorang mahasiswa yang juga merupakan bagian dari generasi digital, saya melihat adanya hubungan yang signifikan antara perilaku penggunaan gadget dan kualitas tidur di kalangan remaja. Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih dalam mengingat dampaknya yang cukup mengkhawatirkan terhadap kesehatan fisik dan mental remaja.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadi, intensitas penggunaan gadget di kalangan remaja cenderung meningkat terutama menjelang waktu tidur. Hal ini tidak lepas dari berbagai faktor pendorong seperti tugas sekolah yang mengharuskan penggunaan gadget, aktivitas sosial media yang tak kenal waktu, serta hiburan digital yang tersedia tanpa batas. Kebiasaan menggunakan gadget hingga larut malam secara tidak langsung telah mengubah pola tidur alami remaja.
Menurut kementrian kesehatan RI, waktu tidur yang baik usia 12-18 tahun: menjelang remaja sampai remaja kebutuhan tidur yang sehat adalah 8-9 jam
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sebanyak 91,2% pengguna internet di Indonesia secara rutin menggunakan media sosial, dengan sebagian besar pengguna berasal dari kelompok usia 15-19 tahun.
Berdasarkan data BPS, proporsi Individu yang Menguasai/Memiliki Telpon Genggam Menurut Kelompok Umur (Persen), 2021-2023.
Paparan cahaya biru yang dihasilkan oleh layar gadget merupakan salah satu faktor ut ama yang mempengaruhi kualitas tidur. Cahaya ini mempengaruhi produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang berperan dalam mengatur siklus tidur-bangun manusia. Ketika remaja terpapar cahaya biru dalam waktu yang lama terutama di malam hari, produksi melatonin terganggu sehingga menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur dan menurunnya kualitas tidur.
Selain itu, konten yang diakses melalui gadget juga berperan penting dalam mempengaruhi kualitas tidur. Aktivitas seperti bermain game online, menonton video, atau berselancar di media sosial dapat meningkatkan tingkat stimulasi mental dan emosional. Akibatnya, otak tetap aktif dan sulit untuk beristirahat meskipun tubuh sudah merasa lelah. Hal ini sering kali menyebabkan remaja mengalami insomnia atau kesulitan tidur berkepanjangan.
Dampak dari buruknya kualitas tidur akibat penggunaan gadget sangat beragam. Dalam jangka pendek, remaja akan mengalami penurunan konsentrasi, mudah mengantuk di sekolah, dan perubahan mood yang tidak stabil. Sedangkan dalam jangka panjang, hal ini dapat mempengaruhi prestasi akademik, kesehatan mental, dan bahkan pertumbuhan fisik remaja.
Melihat realitas tersebut, diperlukan kesadaran dan tindakan nyata untuk mengatasi permasalahan ini. Pembatasan waktu penggunaan gadget, terutama menjelang waktu tidur, perlu diterapkan secara disiplin. Orang tua dan pendidik juga perlu berperan aktif dalam mengawasi dan mengedukasi remaja tentang pentingnya manajemen waktu yang baik dalam penggunaan gadget.