Setiap masyarakat memiliki tata nilai yang berbeda, yang bergantung pada nilai sosial dan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Nilai sosial merujuk pada segala sesuatu yang dianggap benar dan baik oleh masyarakat, yang menjadi idaman mereka. Untuk mewujudkan nilai-nilai sosial ini dalam masyarakat, diperlukan adanya norma dan sanksi sosial.
Secara etimologis, konsep nilai memiliki akar kata yang beragam dalam berbagai bahasa. Dalam bahasa Inggris pada Kamus Cambridge, "Value" merujuk pada nilai dalam bentuk mata uang, angka matematika, harga, serta seberapa penting sesuatu itu. Dalam bahasa Latin, Kattsoff Louis O. (2004) pada buku "Pengantar Filsafat" menyampaikan "Valere" bermakna berguna, mampu akan, berdaya, dan berlaku. Sedangkan dalam bahasa Perancis kuno, pada laman ThoughtCo (2019) "Valoir" memiliki arti menjadi berharga. Dengan demikian, secara keseluruhan, nilai merujuk pada konsep tentang kegunaan, mampu memberikan manfaat (berdaya), dan penentu dalam pengambilan keputusan.
Dalam buku Ahmad Risdi (2019) "Nilai-Nilai Sosial: Tinjauan dari Sebuah Novel", Woods menggambarkan nilai sosial sebagai pedoman yang sudah mapan, membimbing tingkah laku sehari-hari dan kepuasan hidup. D. Hendropuspito menambahkan bahwa nilai sosial dihargai karena memberikan manfaat fungsional bagi perkembangan manusia. Dengan demikian, nilai sosial mencerminkan persepsi masyarakat terhadap kebaikan dan keburukan, seperti menolong yang dianggap baik dan mencuri yang dianggap buruk, dan proses penentuan nilai ini membutuhkan pertimbangan yang matang.
Dalam buku Ahmad Risdi (2019) "Nilai-nilai Sosial: Tinjauan dari Sebuah Novel", Prof. Notonegoro menyajikan pembagian nilai sosial. Nilai pertama, yang disebut nilai material, timbul dari sifat-sifat benda itu sendiri, seperti emas yang memiliki nilai karena warna kuning mengkilapnya dan kegunaannya sebagai perhiasan. Nilai material mencakup segala sesuatu yang memenuhi kebutuhan jasmani manusia, contohnya adalah keindahan pada tubuh, pakaian, rumah, dan makanan. Nilai kedua, disebut nilai vital, hadir karena kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari manusia, seperti pisau yang memiliki nilai karena ketajamannya.Â
Nilai vital mencakup segala sesuatu yang membantu manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti keahlian, ilmu pengetahuan, kendaraan, dan sarana telekomunikasi. Nilai ketiga, yang disebut nilai kerohanian atau spiritual, mencakup nilai-nilai yang memenuhi kebutuhan rohani manusia, termasuk nilai estetika, moral, religius, dan kebenaran ilmiah.Â
Nilai kerohanian dibagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain nilai estetika yang terkait dengan keindahan benda, nilai moral yang menentukan baik buruknya suatu perbuatan berdasarkan nilai-nilai sosial, nilai religius atau kepercayaan yang didasarkan pada keyakinan individu, nilai keagamaan yang bersumber dari wahyu Tuhan, dan nilai kebenaran ilmu pengetahuan yang didasarkan pada fakta dan bukti ilmiah.
Selain itu, dalam buku "Pendidikan Berbasis Masyarakat" oleh Zubaidi (2012), dijelaskan bahwa nilai sosial memiliki beberapa sub-nilai. Pertama, nilai kasih sayang mencakup tolong-menolong, kepedulian, dan sikap kekeluargaan. Kedua, nilai tanggung jawab meliputi disiplin dan empati. Ketiga, nilai keserasian hidup terdiri dari toleransi dan kerjasama.
Ciri-cirinya
Ahmad Risdi (2019) mengidentifikasi beberapa ciri nilai sosial, di antaranya:
- Konstruksi masyarakat yang terbentuk melalui interaksi sosial antarwarga, menciptakan sebuah bangunan moral dan mentalitas baik dalam masyarakat.
- Nilai sosial tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui proses sosial seperti kontak, komunikasi, dan sosialisasi.
- Terbentuk melalui proses belajar, dimulai dari lingkungan keluarga, dalam proses sosialisasi yang membentuk pemahaman tentang nilai dan norma masyarakat.
- Nilai sosial membantu memenuhi kebutuhan sosial manusia dan menentukan tingkat kepuasan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan individu.
- Sistem nilai sosial bervariasi antara budaya satu dengan budaya lainnya karena lahir dari perilaku kolektif yang berbeda.
- Setiap nilai memiliki pengaruh yang berbeda terhadap individu dalam masyarakat, menimbulkan pandangan yang beragam.
- Nilai-nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi seseorang baik secara positif maupun negatif, membentuk kepribadian yang sesuai dengan nilai yang diterima.
- Asumsi-asumsi mengenai berbagai objek dalam masyarakat bersifat umum dan melihat objek-objek faktual yang ada dalam masyarakat, meskipun belum diuji kebenarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H