Mohon tunggu...
Muhammad Azhari
Muhammad Azhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS JAMBI

ADMINISTRASI PENDIDIKAN 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Inklusi Sumber Keterampilan untuk Anak Berkebutuhan Khusus

21 April 2021   17:09 Diperbarui: 21 April 2021   17:25 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan memainkan peran penting dalam kehidupan manusia dan masyarakat. Pendidikan akan meningkatkan kemampuan setiap orang untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan. Pendidikan juga dapat memajukan pembangunan nasional dan membentuk individualitas kita di masa depan. Menurut data kemendikbud.go.id, menurut Dapodik tahun 2018, sebaran siswa difabel di Indonesia adalah 993.000 siswa. Ketidakmampuan siswa meliputi penglihatan, pendengaran, keterampilan motorik halus, keterampilan motorik kasar, ucapan, kecerdasan, kesulitan belajar tertentu, perhatian atau perilaku, dan emosi.


Sekolah terintegrasi adalah sekolah yang memiliki sistem pendidikan, siswa berkebutuhan khusus dapat belajar bersama siswa biasa lainnya tanpa kelas khusus. Tujuan dari pendidikan inklusi sendiri adalah untuk memadukan pendidikan reguler dan pendidikan luar biasa ke dalam satu lembaga pendidikan atau sekolah. Sekolah inklusif melaporkan bahwa program sekolah inklusif sebenarnya lebih dari sekedar membawa anak berkebutuhan khusus ke kelas bersama anak lain yang bukan penyandang disabilitas. Proses tersebut harus mencakup perubahan mendasar tentang bagaimana semua anggota sekolah mendukung dan memenuhi kebutuhan individu setiap anak. Oleh karena itu, model pendidikan inklusif yang efektif tidak hanya menguntungkan penyandang disabilitas, tetapi juga menciptakan lingkungan di mana setiap siswa, termasuk non-disabilitas, memiliki peluang untuk berkembang.


Tujuan anak yang ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah inklusi adalah menumbuhkan rasa percaya diri agar anak dapat belajar secara mandiri, dan dapat aktif berinteraksi dengan teman dan gurunya di lingkungan sekolah dan masyarakat, serta dapat belajar. untuk menerima mereka Keberadaan, perbedaan. Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai guru dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif, yaitu guru memiliki kesempatan belajar dan mengajar dalam lingkungan inklusif dan mahir dalam belajar dari anak-anak dengan latar belakang yang berbeda.


Dengan adanya sekolah terpadu maka anak berkebutuhan khusus dan anak lain tanpa batasan serupa akan dididik. Dengan pendidikan inklusi ini siswa dapat dilatih dan dididik agar dapat saling menghormati, menghargai dan menerima. Keunggulan pendidikan inklusi bagi siswa berkebutuhan khusus adalah dapat meningkatkan rasa percaya diri, berkesempatan melakukan penyesuaian, dan mau menghadapi kehidupan masyarakat, sedangkan siswa biasa dapat belajar tentang keterbatasan, kelebihan dan keunikannya. aspek tertentu. Teman-teman mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan sosial dan mengembangkan empati dan kasih sayang kepada sesama.


Menurut saya, dalam sistem pengajaran untuk anak-anak difabel dan non-disabilitas yang berkebutuhan khusus sebaiknya dipisahkan. Karena kebutuhan dan cara menangani anak penyandang disabilitas dan anak tanpa disabilitas seringkali berbeda. Memang dibandingkan dengan sekolah biasa, di sekolah inklusi semua siswa memerlukan perlakuan khusus tambahan.Jika siswa dengan disabilitas dan siswa non-disabilitas digabungkan dalam satu kelas, hal itu kemungkinan akan berdampak negatif pada mereka dan seringkali anak-anak dengan disabilitas berbahaya. Akibat keterbatasan dan keterbatasan fisik, perundungan terhadap anak penyandang disabilitas dapat membawa trauma pada anak dan dapat berujung pada depresi, terutama ketika ketidakstabilan mental dan emosional anak berkebutuhan khusus lemah dan sulit dikendalikan.


Dapat disimpulkan pembelajaran inklusi terdapat supaya seluruh anak mendapatkan pembelajaran yang bermutu cocok dengan kebutuhan serta kemampuannya dan buat mewujudkan penyelenggaraan pembelajaran yang menghargai keanekaragaman serta tidak diskriminatif untuk seluruh anak adalah anak normal pada biasanya serta anak berkebutuhan spesial. Anak berkebutuhan khusus mempunyai tingkatan kekhususan yang berbeda, oleh karenanya dalam membagikan layanan kepada anak berkebutuhan spesial pula wajib disesuaikan dengan kekhususan yang dipunyai anak tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun