Mohon tunggu...
Muhammad Azfar Alawwabi
Muhammad Azfar Alawwabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Digitech University

Hallo! Nama saya Muhammad Azfar Alawwabi, panggil saja saya Azfar. Saya adalah mahasiswa program studi S1 Manajemen di Universitas Teknologi Digital (Digitech University) tahun 2024. Saya adalah orang yang senang mencoba hal baru. Saya memiliki fashion pada dunia komunikasi dan penulisan, karena bagi saya hal itu merupakan upaya untuk membuat saya lebih percaya diri dan terhindar dari rasa malas. Berkaitan dengan itu, saya ingin mencoba menuangkan ide dan pikiran saya ke dalam beberapa artikel yang saya buat di platform ini. Harapannya, artikel ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembacanya. Enjooyy guyss ❤️

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Asing Telah Mencuci Otak Gen Z, Benarkah?

26 Oktober 2024   13:15 Diperbarui: 26 Oktober 2024   13:31 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jean Twenge, seorang psikolog dan penulis buku "iGen": Generasi Z adalah generasi yang tumbuh dan berinteraksi di era smartphone dan media sosial. Mereka cenderung memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada perangkat digital dan memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya. Hidup di zaman praktis memberikan kemudahan pada Gen Z untuk mengakses berbagai informasi, mulai dari gaya hidup, pembelajaran, masalah, dan solusi semuanya ada pada internet. Seiring berkembangnya teknologi, tentu saja dampak negatif akan terus bermunculan. Salah satu dampak negatif yang paling menonjol adalah pengaruh budaya asing mulai masuk ke Generasi Z. Pengaruh budaya asing yang masuk dengan cepat melalui media digital dan internet, serta gaya hidup yang semakin individualistik, membuat nilai-nilai kebangsaan dan rasa nasionalisme mulai memudar. Generasi Z, yang lahir setelah tahun 1994, tumbuh dalam lingkungan yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka ter papar pada arus informasi yang cepat dan global, sehingga memengaruhi cara pandang dan nilai-nilai yang dianut (Sa'bani 2024). 

Dampak yang ditimbulkan budaya asing pada generasi z memang tidak bisa hilang secara instant, karena hampir semua gaya hidup generasi z telah terpengaruh oleh budaya asing. Sosial media menjadi salah satu perantara yang paling cepat dalam mempengaruhi budaya asing. hampir semua konten konten di sosial media telah menganut budaya asing. Perubahan gaya hidup yang lebih konsumtif merupakan salah satu hal yang sudah sering kita dengar di zaman sekarang. Literasi keuangan Generasi Z memang cenderung lemah. Pada dasarnya,toko online bertujuan untuk memberikan kita kepraktisan dalam berbelanja. Namun, iklan atau promosi produk yang menarik membuat Generasi Z menjadi "lapar mata", yaitu keinginan untuk memuaskan nafsu dengan berbelanja kebutuhan yang tidak terlalu dibutuhkan. Menurut Sutarno dan Purwanto (2022) hal ini juga salah satunya didorong oleh karakteristik generasi Z yang bersemangat mengeksplor hal-hal yang baru, berani dan merasakan memiliki kebebasan untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah biasa. 

Slade
Slade
Selain timbulnya perilaku konsumtif, penggunaan bahasa asing pada Generasi Z juga sangat merajarela hingga saat ini. Hal ini tentu saja lagi dan lagi dipengaruhi oleh sosial media yang mereka gunakan. Kegiatan mereka dalam menonton konten atau film dengan budaya asing seperti film holywood, series televisi amerika, lagu dengan bahasa inggris ataupun hal lainnya menjadi perantara yang sangat cepat untuk terpengaruh pada bahasa asing. Penggunaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris yang semakin dominan menciptakan campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di kalangan muda (Fitri and Lampung, 1999; Arsanti, 2020; Freytagh-Loringhoven, 2021; ardiyansyah, M, 2023; Amaliah et al., 2024; Chintya et al., 2024; Fransiska et al., 2024; Penguatan et al., 2024). Nilai nilai nasionalisme cenderung punah, dikarenakan Generasi Z yang lebih menyukai bahasa asing yang terkesan lebih kekinian. Namun, meskipun begitu hal ini juga sebetulnya dapat memberikan dampak yang positif juga, yaitu Generasi Z dapat menguasai bahasa asing dengan dipelajari secara mandiri. Tentu saja ini akan menjadi skill tambahan. Namun perlu diingat, tanamkan prinsip bahwa bahasa Indonesia harus lebih dominan dibandingkan bahasa asing ketika kita menggunakannya dalam kehidupan sehari - hari.

Generasi Z adalah generasi yang menjadi harapan untuk mewujudkan visi besar Indonesia. Meskipun budaya asing telah mempengaruhinya, hal itu tidak menghalangi generasi z untuk terus berkarya dan berionvasi. Dengan hidup di zaman serba teknologi, kemampuan menangkap dan beradaptasi secara cepat menjadi keunggulan Generasi Z. Hal itu adalah skill yang sangat dibutuhkan di era Society 5.0 mendatang. Indonesia telah melahirkan berbagai Generasi Z yang cerdas, dengan begitu Generasi Z dapat menjadikan budaya asing sebagai jalan untuk menuju mengembangkan karirnya. Pada dasarnya, setiap hal pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Meskipun terdapat beberapa kekurangan pada Generasi Z, hal itu akan ternetralisir oleh berbagai kelebihan Generasi Z dalam mewujudkan visi besar Indonesia. HIDUP GEN Z!!!! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun