Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dimuliakan dan disucikan oleh umat muslim di penjuru dunia. Bulan dimana seluruh umat muslim melaksanakan rukun islam yang ke tiga, yaitu berpuasa, untuk menahan lapar dan dahaga mulai dari terbit hingga terbenamnya matahari. Tak hanya sampai situ, pada bulan ini lah pertama kali kalam Allah SWT yang mulia bernama Al-Qur'an turun kepada baginda nabi Muhammad SAW.
Bila kita mau menelusuri momen-momen apa saja yang terjadi pada bulan Ramadhan, ada salah satu momen yang berkaitan dengan berdirinya bangsa ini yang patut membuat kita bersyukur sekaligus bangga menjadi warga negara Indonesia. Tanggal 17 Agustus 1945 adalah tanggal dimana bangsa ini memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka. Namun ada hal yang sangat jarang diketahui oleh sebagian besar rakyat indonesia, terutama mereka yang beragama Islam.
Dalam buku Api Sejarah Jilid 2 karya Ahmad Mansur Suryanegara, hari kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan dengan tanggal 9 ramadhan 1334 H, Jum'at legi. Walaupun rakyat Indonesia sudah melewati bulan Ramadhan berkali-kali, namun tak pernah ada acara syukuran kemerdekaan yang dikaitkan dengan bulan Ramadhan sebagai bulan dimana para pendahulu kita memperoleh puncak pencapaiannya dalam memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dari Penjajahan kaum Barat dan Timur. Ini adalah bukti bahwa masyarakat kita belum sepenuhnya mengetahui misteri-misteri yang terjadi saat bulan Ramadhan. Padahal, bila kita mengetahuinya, sudah pastilah hal tersebut menambah rasa cinta kita kepada bangsa ini.Â
Maka hal ini lah yang seharusnya dapat membuka hati kita. Bagaimana kita telah melihat para pendahulu kita mampu melakukan hal-hal yang membawa manfaat besar bagi bangsa Indonesia pada bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan jangan hanya cukup dimaknai sebagai bulan dimana kita melakukan ibadah puasa untuk menahan lapar dan dahaga saja. Lebih dari itu, kita perlu mentafakuri bagaimana sumbangsih besar mereka untuk bangsa ini. Lalu apa yang seharusnya kita lakukan sebagai seorang warga negara?
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri"
(QS Ar-Ra'd : 11)
Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita sadar akan tanggung jawab kita untuk mencintai bangsa ini. Seperti yang kita ketahui, bahwa perjuangan kita saat ini bukan lagi berperang melawan penjajahan yang bersenjata. Kita sudah mencapai sebuah babak baru, dimana kita harus berjibaku melawan musuh baru bernama kebodohan. Karena di era yang serba canggih ini, akan menjadi bencana yang sangat besar bagi mereka yang tidak siap beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Inilah kewajiban kita untuk mengantisipasi hal tersebut. Jangan sampai bencana kebodohan melanda bangsa kita. Jadilah warga negara yang produktif, dengan membuat suatu hal yang mampu membawa perubahan dan kemajuan bagi bangsa, walaupun hanya sekedar datang ke perpustakaan untuk membaca buku. Jangan menjadi warga negara yang pasif dan apatis dengan apa pun, yang pada intinya menjadi orang yang dimana orang lain menganggap hadirmu sebagai sebuah beban. Mulailah merubah mindset kita. Merubah diri sendiri sama dengan membawa perubahan positif bagi bangsa ini. Karena kalau bukan sekarang kapan lagi? Kalau bukan kita siapa lagi?
Maka dari itu, Bulan Ramadhan bukan hanya momen yang sakral bagi umat Muslim saja, namun juga sakral bagi bangsa Indonesia. Bukan hanya bulan yang bernilai reliji, namun juga bulan yang penuh dengan kesan patriotis. Kita juga patut untuk bangga sekaligus bersyukur kepada Allah, karena bangsa ini lahir di bulan yang suci dan mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H