Hening mulai nyaring
Saat remang jajahi langit
Di kampung yang tidur
Aku bernyanyi
Mengikuti gelap yang berjaga
Membuntuti benak yang bersajak
Ku biarkan saja sajakku yang bertindak
Karena melukiskanmu tak cukup hanya berteriak
Sunyi tertawa terbahak-bahak
Mengikuti gerimis yang ku seduh dalam kopi
Aku bersyukur Tuhan ciptakan gerak mata
Yang kusebut kedip
Karenanya aku ada alasan untuk merindukan mu
Pada senyummu yang laut
Senyap seperti langit yang remang
Kosong
Akan kuisi dengan segala yang tak kumiliki
Ada angan yang terselip bersama angin
Ingin ku melipat jarak
Menghilangkan spasi
Tapi bukankah dengan jarak kita dapat bergerak
Dengan ruang kita bisa saling menyayang??
Aku dan malammu
Adalah sepasang mata yang tabah
Tak kendur meski terlihat kendor
Sampai larut puncak fajar.
Demak, 2018.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI