Mohon tunggu...
Muhammad Asmar Joma
Muhammad Asmar Joma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sunan Klijaga

setidaknya kita pernah mengisi dunia ini dengan kata-kata perlawanan terhadap kekuasaan bahwa masih ada ketidakadilan di negara ini.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Al-Kindi dan Kontribusinya Dalam Peradaban Pemikrian Islam

28 Desember 2024   14:46 Diperbarui: 28 Desember 2024   15:22 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Gambar: Representasi AL-Kindi dalam menerjemahkan Karya Filsuf Yunani)

Sebelum itu saya kira kita sudah tidak asing lagi dengan kata filsafat, maka tentu saya tidak perlu memberikan penjelasan melalui etimologi dan terminology filsafat. Memang sering kali orang merasa bahwa filsafat itu pelajaran yang sangat rumit dipahami, karena mungkin bahasa filsafat sering membuat orang bingung ataupun  pertanyaan-pertanyaan filosofis dalam filsafat yang diajukan selalu membuat orang justu sakit kepala untuk menjawab itu. Saya tidak bermaksud untuk membeda soal-soal itu tapi paling tidak bahwa filsafat pada dasarnya adalah kerja indar, akal. Para filsuf Islam menamhabkan intuisi (qalbu) sebagai instrument untuk memahami dimensi matafisik. Olehnya, dalam peradaban pemikiran Islam Al-Kindi merupakan salah satu filsuf Islam pertama yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan pengetahuan Islam sampai saat ini. 

Abu Yusuf Ya'qub ibn Ishaq ibn Sabban ibn Imran ibn Ismail al-Ash'ats ibn Qais al-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 801 M, pada masa kekhalifahan Harus ar-Rashid dari dinastik Abbasiyah (786-809). Nama Al-Kindi mengacu kepada klan atau suku leluhurnya, yang merupakan salah satu klan paling kuat di zaman pra-Islam. Al-Kindi lahir dari keluarga yang berpendidikan dan sejahtera. Ia dikenal sebagai salah satu filsuf Islam pertama. Semenjak memulai sekolah di Kufah al-Kindi banyak mempelajari al-Qur'an, bahasa Arab, sastra, matematikan, hukum, dan teologi.

 Saat itu Kufah menjadi pusat pengetahuan dan budaya Islam, al-kindi juga fokus pada logika. Dari pengtahuan dan keadaan ini kemudian tampaknya mempengaruhi keputusan al-Kindi untuk mempelajari sains-filsafat. Al-Kindi menetap di Baghdad, ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah dan pusat pengetahuan dan budaya Islam. Penguasaan bahasa Yunani dan bahasa Syria diperlukan untuk mengakses pengetahuan besar tentang sains dan filsafat Yunani yang ditawarkan di sana. Di sana, al-Kindi belajar bahasa Yunani dan berhasil menerjemahkan ide-ide Yunani ke dalam bahasa Arab.

Sebagai seoramg filsuf al-Kindi banyak menjelaskan konsep-konsep filsafat Yunani dalam konteks Islam. Kepercayaannya bahwa hanya akal manusia yang mampu memahami alam semesta dan ilmu agama tidak bertentangan dengan filsafat melainkan sebuah sarana untuk memahami lebih jauh ciptaan Tuhan. Perannya dalam menerjemahkan buku-buku filsafat Yunani yang kemudian menjadi dasar perkembangan filsafat Islam. Pemikiran al-Kindi jika dilihat dalam berbagai literatur juga bersumber terkait. Al-Kindi terpangerahu dari filsuf Yunani seperti Plato, Aristoteles dan filsafat lainnya. 

 Pola yang digunakan oleh al-Kindi menggabungkan akal, spritualitas dan integrasi pengetahuan, jika dilihat dengan pendekatan holisitik al-Kindi mendorong untuk menyelediki dunia dengan pikiran yang terbuka dan hati yang berpengetahuan. Al-Kindi adalah tokoh utama dalam filsafat Islam yang mengintegrasikan pemikiran filsafat Yunani dengan pengetahuan Islam sehingga dia disebut objektivitas pertama dalam Islam. 

Corak pemikira al-Kindi bisa kita lihat pada beberapa bagian. Pertama, integrasi pengetahuan dan agama, ciri utamanya, usahanya yang keras menghubungkan antara ilmu pengetahuan agama Islam dan filsafat Yunaini. Kedua, filsafat ketuhanan, Tuhan dalam filsafat al-Kindi memiliki kedudukan tersendiri sebagai Maha Benar Pertama (Al-Haqqul Awwal) dan Maha Benar Tunggal ( Al-Haqqul Wahid), al-Kindi juga membahas jiwa dalam pandangan filsafat.

Ketiga, rasionalitas dan akal adalah bagian penting yang saya kira al-Kind begitu menekankan penggunaan akal yang sempurna dalam mencari kebenaran. Akal dan wahyu adalah sumber pengetahuan yang saling melengkapi. Keempat, etika juga hal paling mendesar yang ditekankan oleh al-Kindi, sebab dalam mencapai kebijaksanaan dan kebahagiaan, maka moralitas dan perilaku yang baik sebagai bagian dari kehidupan seorang filosofis. 

Al-Kindi pun menjadi ahli pada bidang ilmu agama, logika, matematika, music, astronomi, fisika, kimia, geografi, kedokteran. Menjadi ahli pada bidang-bidang tersebut al-Kindi pun menulis banyak karya-karya besar. Dr Abdul Halim Muntashir dalam bukunya Tarikh Al-Ilm wa Daur al-Arab Fi Taqaddumihi, menyebutkan bahwa terdapat kurang lebih dari 230 buku karangan al-Kindi, namun saat ini tidak semua karya al-Kindi masih di jumpai. Ekspansi Mongol pada kisaran 13 Masehi dianggap sebagai salah satu penyebab hilangnya karya-karya al-Kindi. Ada banyak karya al-Kindi dalam bidang astronomi, music, ilmu alam , kedoteran filsafata. 

1.Kitab Al-Kindi ila Al-Mu'tashim Billah fi al-Falsafah al-Ula (tentang filsafat pertama)

2. Kitab al-Falsafah al-Dakhilat wa al-Masa'il al-Manthiqiyyah wa al Muqtashah wa ma fawqa al-Thabi'iyyah (tentang filsafat yang diperkenalkan dan masalah-masalah logika dan muskil, serta metafisika).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun