Mohon tunggu...
Muhammad Asfani
Muhammad Asfani Mohon Tunggu... Guru - Guru bahasa Indonesia di SMAN 37 Jakarta

Saya menyukai kegiatan menulis dan mengabadikan kegiatan dalam bentuk dokumentasi foto atau video.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paradigma Baru dalam Pengambilan Keputusan

23 Oktober 2022   01:45 Diperbarui: 23 Oktober 2022   01:54 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

Patrap triloka terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Ungkapan tersebut bermakna di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi, dan di belakang memberikan dukungan. Dalam konteks pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus mampu melihat semua aspek yang, baik sebelum keputusan itu diambil maupun setelah keputusan ditetapkan. Seorang pemimpin harus bijak dengan menempatkan diri dalam berbagai macam posisi dan situasi yang melingkupi kasus yang akan diputuskan. Hal ini dalam rangka meminimalkan dampak negatif setelah keputusan tersebut diambil.

Nilai-nilai budaya positif yang bersumber dari nilai kebajikan universal yang telah tertanam kuat dalam diri seorang pemimpin akan mampu menjadi bekal ketika menghadapi dilema etika dalam pengambilan keputusan. Apapun prinsip yang akan diimplementasikan, baik itu prinsip berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), atau berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking) akan mendatangkan kebaikan bagi semua pihak.

Materi coaching yang telah dilakukan dalam pembelajaran sebelumnya sangat membantu dalam proses pengujian pengambilan keputusan. Ketika keputusan akan diambil seorang pemimpin perlu menghadirkan diri secara penuh, mendengarkan aktif atas setiap informasi yang muncul dan perlu menggali data dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot. Kompetensi tersebut sangat dibutuhkan agar pemimpin memiliki kemantapan dalam pengambilan keputusan karena memiliki data yang holistik.

Seorang harus mampu mengelola aspek sosial emosionalnya sepelik apapun kasus yang dihadapi. Kematangan sosial dan emosional sangat memengaruhi kualitas keputusan yang akan diambil. Keputusan yang diambil secara terburu-buru dan gegabah akan mendatangkan penyesalan dan berdampak buruk kepada semua pihak.

Setiap kasus, baik itu masalah moral atau etika harus diputuskan secara bijak. Keputusan tersebut disandarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang berorientasi kepada murid. Keberpihakan kepada murid akan menuntun seorang pemimpin dalam mengambil keputusan terbaik. Ketika semua keputusan disandarkan kepada murid, prinsip menang-menang akan dapat diwujudkan.

Keputusan yang tepat adalah keputusan yang diambil berdasarkan data, perenungan, dan melibatkan pihak-pihak terkait. Keputusan yang diambil secara spontanitas tanpa mempertimbangkan banyak hal cenderung merugikan. Sebaliknya, keputusan yang didasarkan pada nilai kebajikan, perenungan, dan melibatkan banyak pihak akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

Setiap keputusan yang diambil akan menimbulkan risiko bagi pengambil keputusan. Tantangan yang selama ini saya hadapi adalah kurangnya kerja sama pihak yang terlibat kasus, yakni orang tua. Orang tua, sering kali tidak memberikan data yang utuh tentang perilaku putra-putrinya di lingkungan mereka tinggal. Hal ini akan menyulitkan dalam proses mengumpulkan data sebelum pengambilan keputusan. Namun demikian, saya tetap dapat mengambil keputusan yang bijak dengan prinsip menang-menang karena keptusan yang diambil disandarkan kepada murid.

Setiap guru adalah pemimpin. Setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap keputusan yang diambil. Keputusan terbaik yang diambil akan memberikan teladan dan bekal bagi murid kita ketika dihadapkan pada situasi pelik dalam pengambilan keputusan. Keputusan terbaik yang diambil juga akan mampu menambah kepercayaan diri murid karena lembaga tempat mereka belajar sangat berpihak kepada mereka sehingga mereka dapat belajar dengan nyaman.

Pembelajaran yang dapat dilakukan yakni pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda. Guru dapat mendiferensiasi konten, proses, maupun produk.

Seorang pemimpin pembelajaran harus menunjukkan keberpihakan kepada murid. Salah satunya dengan menyandarkan setiap keputusan yang diambil kepada kebutuhan murid. Hal ini penting karena setiap keputusan akan berdampak pada kehidupan murid. Keputusan yang benar akan meningkatkan kualitas diri murid. Sebaliknya, keputusan yang salah akan membuat masa depan mereka suram.

Setiap pemimpin akan dihadapkan pada pengambilan keputusan. Keputusan terbaik dan bijak akan menyamankan berbagai pihak yang sedang berkasus. Untuk menjadi pemimpin yang dapat mengambil keputusan terbaik dan bijak perlu memiliki banyak bekal pengetahuan dan latihan. Bekal pengetahuan tentang menuntun murid dan membudayakan hal positif perlu dikuasai. Melatih diri dengan pembelajara berdiferensiasi dan sosial emosional juga diperlukan. Dua hal tersebut akan makin paripurna jika didukung keterampilan dalam melakukan coaching.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun