Mohon tunggu...
Arthur
Arthur Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Man

Passionate PoliSci Blogger

Selanjutnya

Tutup

Politik

Inefisiensi Partai Politik di Indonesia

4 Agustus 2023   14:03 Diperbarui: 4 Agustus 2023   14:08 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Partai politik merupakan bagian penting dari sebuah pemerintahan yang demokratis. Titik tolak demokrasi yang bersumber dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, mendorong pentingnya parpol sebagai sebuah wadah keikutsertaan rakyat dalam proses politik. Sebagai sebuah wadah aspirasi masyarakat, sudah seharusnya sebuah partai politik memiliki ideologi perjuangan yang merepresentasikan para pemilihnya.

Ideologi sebuah partai politik sangat penting dalam penentuan nilai-nilai perjuangan dan acuan dalam pembuatan kebijakan maupun program kerja yang diusungnya. Selain itu, ideologi parpol dapat membantu terciptanya ruang demokrasi yang sehat dalam sebuah negara. Bayangkan jika partai-partai politik memperjuangan ideologinya masing-masing, tentu akan tercipta perdebatan konstruktif dan penyajian alternatif kebijakan dengan berbagai perspektif yang berbeda.

Jika kita berkaca pada kondisi di Indonesia, jelas bahwa hampir semua parpol memiliki ideologi yang serupa. Kesamaan ini tentu tidak lepas dari Pancasila sebagai pondasi dasar semua parpol sehingga menghasilkan nilai-nilai perjuangan yang sama. Meski begitu, tentu terdapat ruang eksplorasi dan interpretasi dari setiap parpol terhadap nilai-nilai Pancasila sesuai dengan tujuan dan misi parpol masing-masing. Sangat disayangkan, yang terjadi justru parpol-parpol di Indonesia seringkali kekurangan diferensiasi hingga sulit melepaskan diri dari sebuah platform politik arus mainstream yang terbukti berhasil menarik pemilih.

Kesamaan ideologi yang diusung oleh semua parpol akan berimplikasi serius pada akuntabilitas kebijakan politik di Indonesia. Kita akan sulit menentukan "dukungan mayoritas" karena suara terpecah pada parpol-parpol dengan kesamaan ideologi. Dampaknya, untuk dapat memperoleh "mayoritas suara", parpol akan saling berkoalisi hingga kehilangan fokus terhadap agenda politiknya karena berbagai dinamika dan kompromi yang terjadi di dalam koalisi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun