Mohon tunggu...
Muhammad Arsyad Lussy
Muhammad Arsyad Lussy Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sastra, Seni, Musik, Gitar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keluh

29 Januari 2024   21:11 Diperbarui: 12 Mei 2024   20:33 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari atas haluan kapal, sajak kutulis sejak ingin telah bening, kata-kata manusia terungkap sia-sia

Seakan tiada seorang pun mengerti bahasa manusia

Atas genangan yang paling luas, laut bersaksi
Angin kencang berhembus, seakan tahu segalanya, tanpa lama ponsel memberi kabar sungguh anomali

Mengusik pikiran, kecewa melingkariku seketika

Mengapa tiada manusia yang begitu pandai memegang prinsip?

Situasi berubah pilu beradu perih, sekarung keluh mengiris benak
Seperti teriakan paus merah yang tertikam busur pada novel sepotong senja untuk pacarku


Sepanjang jalan kepala menggeleng
Apalah arti semua ini?
Harapan tinggal nama
Suka dikubur luka

#riryvory
#Senin 29 Januari 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun