Mohon tunggu...
Muhammad Arsyad Lussy
Muhammad Arsyad Lussy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Musik, gitar,

Selanjutnya

Tutup

Roman

Satu Senyumnya adalah Luka

26 Januari 2024   07:13 Diperbarui: 12 Mei 2024   20:35 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Waktu memang sulit ditebak, apalagi pikiran, sesekali mengejutkan, seringkali mengagetkan. Mengapa demikian?

Cerita ini berangkat dari gubuk para penikmat Ejos (ramuan khas mahasiswa berdompet tipis) yang sudah kehabisan konsep untuk dibahas, seketika apa yang tertahan dalam hati dilepas oleh Lipo. seorang pria karismatik dengan ciri khas rambut Cristian Ronaldo.

Hari itu, Lipo berbagi cerita masa kelam tentang kisah menjumpai tulang rusuk, harapnya biar  menjadi referensi untuk para petualangan kekasih.

Sejak harapan tak tumbuh di singgasana qalbu titisan Mesir, aku sempat menuai perih, saban hari isi kepala ku bujuk, keraguan mengisi waktu luang, tapi di benak, apakah seterusnya seperti ini?

Hari berganti sederas hujan penghujung Oktober, tak terduga di kepala, waktu perlahan mulai membiasakan perasaan.

"Akhirnya aku melangkahi masa yang pernah kuragukan untuk bangkit" ujar Lipo dalam hati. "Jika diingat bukan perkara mudah, namun siapa juga yang terus mau terjebak" lanjutnya.

Setelah melewati semua proses; rahasia-rahasia langit mulai terbuka. Teringat kata Nenot, (teman sebaya) "jangan sesali harapan yang tak senada, karna Tuhan punya rencana sendiri dalam memberi kado".

Tak berselang lama, sejak memutuskan menepi di bukit sepi, hati lelaki patah itu bergetar kencang, wajahnya berubah merah, rupanya tatapan tak sengaja pada perempuan yang sedang menikmati panorama diketahuinya, apa jadinya? Saling tatap!

Kejadian itu membuat tubuh seperti dipaku pada patung Liberti. Tak bergerak sama sekali!

Sepertinya, hal demikian belum pernah dialami atau ada misteri yang belum terpecahkan.

Detik berlalu, Lipo tampak sedikit menuai malu sembari berpura-pura alihkan pandangan. Namun, apalah daya? Saat kepala berbalik semula, Lipo langsung dilempari senyum 5 menit oleh si gadis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun