Saat sedikit waktu diseduh untuk bersua, nada-nada kerinduan terangkat, atas sekian lama diguyur. Akhirnya musim berganti.
Langit cerah, angin menyelir tiada redah.
Dibawah tarian daun, cerita mengalir deras,
Apalagi usai Wayang bertanya "mengapa kita jarang meluangkan waktu seperti ini?"
"Kehidupan begitu sibuk, didepan layar, semua terhipnotis." Jawab melodi
Sebelum peristiwa ini, Entah rasanya seperti apa?
Ketika duduk melingkar, meneguk ramuan yang diracik F'minor, semua menjadi ajaib, dunia berubah seketika.
Kebebasan, cinta dan mati menjadi butir-butir cerita. Disaat pembahasan memanas, canda hadir untuk bertukar senyum. Meski pikiran berperang, tapi detik pergi membawa perasaan sangat cinta.
"Ternyata keindahan sesederhana ini" ujar seorang perangkum diksi atau dikenal dengan Aksara. "kita harus melakukan ini lebih sering" lanjutnya sambil menoleh F'minor.
Bola matanya tampak berharap, seperti tak mau ditelan waktu. Sungguh beda, tapi seperti keluarga yang menekuni rindu masa bersama.
"Selama masih bisa melihat langit dan mendengar bisingnya jalan raya, itu sudah pasti bro," ujar F'minor
"Tak usah khawatir sob, masih banyak misteri belum kita ungkap," sahut Melodi.
Tak lama, Wayang bicara, "Sesekali kita membahas tentang kisah kerajaan dibawah bukit sepi, katanya kerajaan itu runtuh karena kekonyolan kaum puruanisme (baperan) dan egoisme."