Mohon tunggu...
Muhammad Arifin
Muhammad Arifin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan pegiat literasi

Mendidik, Menulis dan Menggiatkan Literasi

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Usman Pelly, Antara Book Hunter dan Owe For Buying Book

10 Januari 2020   19:40 Diperbarui: 10 Januari 2020   19:54 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama Prof Dr Usman Pelly 

Dreet...,dreet.. HP saya bergetar. Suara dari kejauhan menelpon. "Bapak ada di mana. Ini Prof Usman Pelly datang," ucap lelaki bernama Idris yang dikenal sebagai penjual buku keliling. Pagi itu, dia ikut menjajakan buku di Medan Book Fair 2019 di Kampus Utama UMSU, Jalan Muktar Basri. 

"Tunggu..., saya lagi ngajar sebentar lagi selesai," jawabku segera merampung materi dan beranjak meninggalkan kelas. 

Kehadiran Usman Pelly di Medan Book Fair tentu mengejutkan. Guru besar Universitas Negeri Medan ini begitu dikenal di kalangan akademisi di Sumatera Utara bahkan nasional.  Kehadirannya tentu menjadi motivasi. Di usia yang tak lagi muda. Usman Pelly masih menyempatkan diri hadir di setiap kali ada bazaar buku. Pagi itu, dia pun membeli buku yang cukup banyak. Belanja mencapai jutaan. Dari satu stan ke stan lain. Dia pilih buku-buku tersebut dengan seksama. "Saya beli yang ini. Tolong dicatat ya," ucapnya sembari terus melangka. Sesekali Usman Pelly berhenti, berbincang dengan penjual buku. Panitia sigap menyediakan kursi dan air mineral. 

Setelah menunggu tagihan dari beberapa stand yang sudah didatangi, Usman Pelly pun melanjutkan dengan penulis, dan tak lama beranjak meninggalkan lokasi bazaar. Saya pun mengantarnya sampai menaiki mobil. 

Usman Pelly memang dikenal sebagai hunter book. Dirinya menyatakan hobi berburu buku dilakoni ketika kuliah dan tinggal di Chicago bersama istrinya. Uang beasiswa dihabiskan untuk membeli buku. Bahkan, harus berutang kepada istrinya dan orang lain untuk membeli buku yang diinginkan. Tak heran sekembalinya ke tanah air buku-buku yang dibelinya dikirim lewat kapal. "Buku-buku yang saya beli bukan buku baru tetapi used book (buku yang telah dipakai). Alasannya harganya lebih murah dibandingkan buku baru. Umpamanya saja, satu harga buku baru bisa membeli 3-4 buku yang sudah terpakai," ucapnya kalah itu di kediamannya Griya Unimed, Jalan Pelajar Timur Teladan Medan. 

Selama enam tahun di Chicago dia berhasil mengumpulkan ribuan buku, buku-buku tersebut juga dibeli dari beberapa negara seperti Jerman, Australia, Inggris dan Malaysia. Ribuan buku yang dibeli dari luar negeri kini tersusun rapi, dan telah menjadi perpustakaan pribadi dengan nama CASA MESRA. 

Apa arti CASA MESRA? 

Usman Pelly menyebutkan, CASA MESRA merupakan perpaduan antara bahasa Spanyol dan gabungan nama kelima putrinya anaknya. 

CASA merupakan Bahasa Spanyol yang artinya rumah.Tapi bukan rumah biasa yang hanya menjadi tempat tinggal. Tetapi rumah yang memberikan ketenangan batin bagi pemiliknya. 

MESRA diambil dari nama kelima putrinya, Meutia Nauly, Embun Sari, Srifajar Ayu, Ratih Baiduri, dan Andalucia (MESRA). Usman Pelly menyampaikan bahwa hobinya mengumpulkan buku yang tentunya sampai mengeluarkan uang banyak bahkan merelakan beasiswa yang diperoleh merupakan implementasi dari pengalaman ayat suci Alquran Iqra (membaca). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun