Mohon tunggu...
Muhammad Arif Hidayat
Muhammad Arif Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Belajar, Berkarya, Bermanfaat

Santri TBM Panggon Sinau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia-manusia "Kabura Maqtan"

13 April 2018   22:08 Diperbarui: 13 April 2018   23:05 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hewan dan makhluk-makhluk lain memiliki keteraturan dalam berperilaku. Matahari misalnya dari zaman purba sampai zaman ibu sukma selalu konsisten terbit dari timut dan tenggelam di sebelah barat. Selain teratur atau konsisten, perilaku tersebut juga mudah diprediksi.

Gunung meletus misalnya yang dulu identik dengan kemarahan para dewa dan tidak diketahui kapan dan sebab apa terjadinya, saat ini telah ditemukan penjelasan-penjelasannya bahkan diprediksi kapan bencana tersebut akan terjadi. Perilaku tersebut terhitung mudah di prediksi terlebih teknologi saat ini yang begitu cepat berkembang semakin modern dan memudahkan pekerjaan manusia. 

Pada hewan lebih mengherankan lagi, perilaku beberapa hewan tidak hanya dapat diprediksi tetapi bahkan dapat dimodifikasi. Dalam atraksi-atraksi sirkus misalnya, kita dapat dengan mudah melihat bagaimana lumba-lumba, anjing, kera dan hewan-hewan lain dilatih sedemikian rupa agar mampu menunjukkan perilaku yang dikehendaki oleh pelatihnya. Pembiasaan serta pemberian reward dan punisment merupakan metode yang jamak dilakukan untuk melatih hewan-hewan tersebut.

Berbeda dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk yang unik. Dengan bekal akal pikiran membuat manusia sulit untuk diprediksi perilakunya. Bahkan banyak diantaranya juga yang tidak konsisten. Dalam kajian ilmu psikologi memang telah ditemukan berbagai macam terapi atau intervensi untuk membentuk dan memodifikasi perilaku manusia.

Namun dalam kajian psikologi lainnya juga dikatakan bahwa manusia memiliki kehendak bebas untuk menerima atau menolak modifikasi tersebut, kehendak bebas itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Manusia tidak secara otomatis akan melakukan tindakan A jika diberikan stimulus B, meskipun stimulus itu sudah diberikan berulang-ulang.

Sebab dengan pengetahuannya manusia mampu melakukan analisa dan pertimbangan yang lebih mendalam sebelum melakukan suatu tindakan.

Ketidakkonsistenan perilaku manusia terebut, kerap terlihat dalam beragam profesi, kita tentu sering mendengar orang melakukan kritik terhadap tindak tanduk orang yang menguasai suatu ilmu tetapi justru terjebak dalam permasalahan perihal ilmu yang ia kuasainya, misalnya para penegak hukum yang seharusnya menjaga agar segala sesuatu berjalan sesuai rel hukum yang ada akan tetapi justru menjadi orang-orang yang sering mempermainkan hukum dengan semena-mena.

Para pendidik yang seharusnya mampu mengajarkan dan memberikan contoh yang baik bagi anak didiknya justru kerap kali tidak mampu mendidik serta gagal memberi teladan yang baik bagi anak didiknya bahkan tidak jarang muncul kasus para pendidik justru melecehkan anak didiknya.

Para akademisi atau ilmuwan yang seharusnya menjaga kehormatan hasil karyanya, justru malah menghinakannya dengan melakukan praktik plagiasi hanya demi memperoleh gelar atau jabatan.

Para politikus yang seharusnya dengan jabatan dan weweneng yang dimilikinya mengedepankan kepentingan rakyat justru dengan wewenang yang dimilikinya digunakan untuk meraup keuntungan pribadi atau golongannya dan melakukan tindakan yang sewenang-wenang terhadap rakyat yang telah mengusungnya.

Dalam ilmu yang digeluti penulis tentu juga tidak luput dari kerumitan-kerumitan ini, sarjana dan atau ilmuwan psikologi yang seharusnya mampu menjadi pemberi solusi, serta mampu berempati terhadap orang lain justru tidak sedikit malah gagal ketika menghadapi permasalahan pribadinya, dan menjadi biang dari permasalahan yang dihadapi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun