Mohon tunggu...
Muhammad Arifai
Muhammad Arifai Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Dosen

Humas SMAN 1 Soppeng

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Catatan Kecil dari Lokakarya O PGP Angkatan-11

23 Juni 2024   02:57 Diperbarui: 23 Juni 2024   05:27 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Catatan Kecil dari Lokakarya O Program Guru Penggerak Angkatan-11

oleh: Muhammad A Rifai

BBGP Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Soppeng, sukses menyelenggarakan lokakarya O (lokakarya orientasi), Sabtu 22 Juni 2024 di SMPN 1 Watansoppeng, Jalan Samudra Watansoppeng. Peserta lokakarya O yang terdiri atas CGP Angkatan-11 berjumlah 115 orang didampingi oleh kepala sekolah masing-masing, pengajar praktik 23 orang, pengawas pendamping 5 orang, perwakilan dinas 2 orang, panitia kabupaten 10 orang, penceramah 2 orang, dan panitia dari BBGP Sulawesi Selatan 3 orang, berkolaborasi dalam sinergitas harmonis  sehingga lokakarya O yang bisa juga disebut lokakarya nol (karena setelah lokakarya ini ada lokakarya 1, 2, 3, hingga 7) berjalan dengan baik dengan model Sersan inyameng (serius tapi santai, interaktif nyaman dan menyenangkan).

Mengapa ada angka nol?

Nol adalah angka yang tidak memiliki nilai alias kosong. Angka berapa pun yang dikalikan dengan nol maka hasilnya pasti nol alias tak bernilai. Jadi, berapa kali pun kita melakukan kegiatan yang berpredikat nol maka hasilnya pasti tidak ada atau kosong.

Lalu, bagaimana dengan lokakarya O yang baru saja diikuti oleh para CGP Angkatan-11?

Apakah hasilnya juga nol alias kosong?

Sejatinya, jika mencermati agenda lokakarya O, maka dapat dikatakan bahwa sebenarnya lokakarya O ini adalah lokakarya angan-angan atau lokakarya yang masih berada di awan-awan. Para CGP (calon guru penggerak) didorong menggantung angan-angan di awan-awan, di antara bintang -bintang harapan dan kekhawatiran. Nah, agar tidak hanya mengawan-awan, CGP bersama kepala sekolah masing-masing, diminta membuat komitmen seindah pelangi untuk dijadikan sebagai Jembatan turun ke bumi melewati alur MERDEKA (mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antarmateri, dan aksi nyata).

Setelah CGP membumi, apa yang dilakukan?

Para CGP harus berselancar di dunia maya memasuki belantara LMS di PMM , menyelam di antara tumpukan modul-modul virtual, bertemu fasilitator dan instruktur secara daring.

Siapa yang kuat menahan napas dan menyelam berjam-jam maka dia akan banyak mengumpulkan mutiara-mutiara ilmu sebagai bekal menjadi pemimpin pembelajaran, mengembangkan kemampuan peserta didik secara holistik, dan menjadi teladan serta agen transformasi di ekosistem satuan pendidikanya. Itulah hakikat Guru Penggerak yang harus dicapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun