Mohon tunggu...
Muhammad Arifai
Muhammad Arifai Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Dosen

Humas SMAN 1 Soppeng

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bangkitkan Mutu Pendidikan Negeri ini dengan Pancakarsa

17 September 2022   23:16 Diperbarui: 17 September 2022   23:19 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bangkitkan Mutu Pendidikan Negeri ini dengan Pancakarsa
Oleh : Muhammad A Rifai

Mengapa pendidikan di Indonesia belum mampu bangkit lebih kuat dan hebat.

Tulisan ini terinspirasi dari pengalaman belajar saya di NIE Singapura selama 15 hari.
Apa yang hebat pada tenaga pendidik di Singapura. Motivasi belajar nya.
Apa yang kuat di sana. Kolaborasinya.
Saya melihat motivasi belajar para tenaga pendidik di sana sangat kuat menyatu dalam kerja sama dalam kolaborasi yang saling melengkapi dan saling membutuhkan untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Setiap akhir pekan mereka luangkan waktu belajar bersama. Berkolaborasi membahas sebuah model pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan plus berpihak pada kebutuhan belajar peserta didik.
Satu orang guru melakukan reset tentang model pembelajaran lalu didiskusikan bersama di sebuah ruangan sekolah mereka. Semua guru turut membahas dalam diskusi yang saling melengkapi.
Nah, lalu apa yang berbeda dengan kondisi kita di Indonesia?
Kita para tenaga pendidik di Indonesia boleh dikata belum memiliki motivasi belajar setiap saat sepanjang hayat. Belum memiliki kekuatan yang kuat untuk mandiri berinovasi melakukan riset mencari dan menemukan model pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan belajar peserta didik. Belum bisa menghadirkan suasana pembelajaran yang di dalamnya ada interaksi nyaman dan menyenangkan. Belum bisa meluangkan waktu di akhir pekan untuk duduk bersama membahas model pembelajaran yang relevan dengan filosofi pendidikan KHD yakni pendidikan yang memerdekakan.
Kita belum mampu mengubah mindset berpikir kita menjadi agen transformasi pendidikan Indonesia. Kita belum mampu keluar dari zona nyaman, masuk kelas dengan metode "Asal". Asal masuk kelas lepas tanggung jawab. Asal masuk kelas epas kewajiban. Asal mengajar di depan murid gugurlah dosa karena sudah laksanakan pekerjaan yang dibayar lewat nomor rekening setiap bulan. Belum mampu melakukan refleksi jika selama ini setiap saat muncul dosa -dosa baru  yang kan kian memberatkan timbangan dosa kita di hari penimbangan amal perbuatan pada hari pembalasan kelak . Oleh karena itu, marilah mulai saat ini kita kembali ke jalan yang benar. Mari hentikan dosa-dosa kita selama ini. Saatnya lah kita berbenah menyucikan diri melalui pengimplementasian merdeka belajar yang sesungguhnya di kelas dengan menghadirkan pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan belajar murid. Pembelajaran terdiferensiasi. Diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi produk, dan diferensiasi lingkungan. Keempat hal tersebut tentunya didasari oleh pondasi minat murid, kesiapan belajarnya, dan profil belajar mereka.
Lalu, apa upaya kita untuk keluar dari dosa dan kembali ke jalan yang benar?
Nah, agar mutu pendidikan di negeri ini bisa bangkit lebih kuat,  amalkan Pancakarsa.
Pertama, motivasi belajar sepanjang hayat.
Guru mesti memiliki motivasi kuat untuk menjadi pendidik dan pembelajar sepanjang hayat. Belajar setiap saat di setiap waktu.
Kedua, membangun niat kuat di hati untuk berkolaborasi dengan rekan guru yang didasari pola pikir  saling membutuhkan dan saling menguatkan kompetensi pembelajaran.
Ketiga,  hadirkan waskat  pengawasan melekat atau pengawas intrinsik, dan yakini bahwa pengawas ekstrinsik adalah relasi kolaborasi untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan belajar murid kita.
Keempat,  rindukanlah pengawas pembina sebagai teman berbagi yang memiliki karakter "mabessa" (maju bersama smart semua),. Jika sepakan berlalu tanpa bersua pengawas bina,  kirimkanlah pantun rindu berikut :

Sungguh merduh si buluh perindu
Hingga tak ada tanding suaranya

Sungguh gelisah hati rindu
Kedatangan pengawas binalah obatnya.

Kelima,  mengubah mindset atau pola pikir kita bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan kekuatan kodrat murid agar tumbuh menemukan keselamatan dan kebahagiaan hidup baik sebagai manusia atau individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian, semua murid akan merasakan keadilan dan kebahagiaan belajar.
.Mari kita tingkatkan mutu pendidikan di negeri kita. Ingatlah bahwa tugas kita adalah menyingkirkan segala hambatan pada alur yang akan dilalui murid kita sehingga mereka dapat mengalir hingga ke muara prestasinya sesuai potensi dan kodratnya masing-masing.

#Salam Merdeka Belajar
#Salam Bahagia Belajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun