Mohon tunggu...
muhammad ariana setiawan
muhammad ariana setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Bismilallhirrahmanirrahim ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerajaan Agung Sejagat, Sejagat Halunya?

28 Januari 2020   10:38 Diperbarui: 28 Januari 2020   10:54 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia dari dulu memang dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman kerajaan dari sabang sampai merauke. Diperkirakan sekitar abad ke-4 Masehi agama Hindu-Buddha mulai masuk dan berkembang  di indonesia berkat dari hubungan yang terjalin erat dengan negara-negara tetangga seperti india, tiongkok dan timur tengah. 

Seiring berjalannya waktu dan pengaruh yang besar dari agama Hindu-Buddha yang memakai sistem kasta dalam ajarannya, di indonesia mulai muncul kerajaan-kerajaan yang mendapat pengaruh langsung dari 2 agama ini. 

Pada abad ke-4 Masehi  di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanegara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.

Pada masa ini, tepatnya pada abad ke-7 muncul kerajaan seperti Sriwijaya dan Majapahit hingga abad ke- 14. Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra bahkan puncaknya Sriwijaya dapat menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Dan abad ke- 14 juga menjadi awal kebangkitan dari kerajaan Majapahit di Jawa Timur. 

Dibawah pimpinan patih Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan yang sebagian besar kini adalah bagian dari wilayah Indonesia sampai ke Semenanjung Melayu. 

Kejayaan dari kerajaan-kerajaan tersebut kini telah menjadi bagian dari sejarah yang sangat berharga bagi bangsa indonesia, dengan kekuatan tangan sendiri dahulu kita bisa meraih kejayaan dimana-mana meskipun dalam sistem kerajaan yang terpisah-pisah, namun hal itulah yang harusnya menjadi pelajaran bagi kita bangsa indonesia saat ini bahwa kita bisa berjaya tanpa bantuan dari negara lain yang memiliki maksud dan tujuan lain dibelakangnya.  

Di awal tahun 2020 ini indonesia di gegerkan dengan sebuah video yang merekam kegiatan berdirinya suatu kerato baru di purwokerto yang kini dikenal sebagai Keraton Agung Sejagat. 

Dibawah pimpinan Toto santoso yang menyebut dirinya sebagai Sinuhun dan ratunya, Fanni Aminadia mereka mengaku mendapat wangsit dari leluhur dan Raja Sanjaya keturunan Raja Mataram untuk meneruskan pendirian kerajaan Mataram di Purwokerto. 

Ia pun meyakinkan pengikutnya, jika ingin bernasib lebih baik maka harus bergabung dengan Keraton Agung Sejagat ini. Menanggapi video viral tersebut akhirnya polisi menggelar penyelidikan dan menangkap Totok beserta istrinya. 

Dari hasil penyelidikan ternyata, pendirian keraton ini hanyalah suatu modus penipuan, karena ternyata untuk bergabung dalam keratonnya ini Totok mengharuskan setiap calon pengikutnya untuk menyetorkan uang sebesar 3 juta rupiah.

Terlepas dari hal itu ternyata para pengikut Keraton ini adalah mereka orang-orang kecil dipedesaan ynag masih percaya dengan legenda dan dongeng-dongeng tentang nenek moyangnya. Hal ini membuktikan  edukasi dan pemahaman masyarakat indonesia tentang sejarahnya sendiri masih sangat minim.

Totok dengan berbekal cerita Jayabaya yang dibumbui dengan hal-hal yang dikarang dan di hubung-hubungkannya sendiri dapat membuat orang mempercayainya bahkan sampai rela membayar demi kepepercayaan nya itu. Dalam hal ini pemerintah harusnya dapat mengevaluasi segala kebijakan yang ada khusus nya dalam bidang pendidikan dan edukasi, karena bagaimana kita bisa membangun negri ini jika masyarakatnya sendiri tidak tau sejarah bangsanya sendiri. 

Berharaplah hal ini hanya terjadi dalam konteks sejarah, namun bila ternyata kurang nya edukasi ini juga terjadi dalam bidang politik misalnya dalam pemilu, ketidaktahuaan dan kekurangan edukasi ini bisa saj dimanfaatkan oknum-oknum untuk mencapai suatu tujuan pribadi mereka. Orang orang yang kursan edukasi ini akan mudah diarahkan dan diracuni berbagai paham yang sangat berbahaya bagi bangsa ini.

Pemerintah dalam hal ini harusnya dapat menjadikan hal ini sebagai bahan evaluasi dari berbagai program pendidikan dan edukasi yang dibuat. Apakah sudah mencapai semua kalangan atau hanya baru beberapa golongan masyarakat saja. 

Karena ketidaktahuan ini bisa menjadi sesuatu yang sangat berbahaya bila terjadi juga dalam banyak  bidang khususnya politik karena dapat di manfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dan untuk kita para generasi muda hal ini bisa menjadi pelajaran untuk kita bahwa belajar itu sangat penting agar kita cerdas dalam menghadapi segala persoalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun