Mohon tunggu...
muhammad ariana setiawan
muhammad ariana setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Bismilallhirrahmanirrahim ...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Erep-erep atau Ketindihan

9 Januari 2020   16:57 Diperbarui: 9 Januari 2020   17:00 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernahkan Anda merasa tidak bisa bergerak saat tertidur? Mungkin itulah yang disebut dengan ereup-ereup. Erep-erep atau sering disebut dengan ketindihan sendiri alah kondisi dimana tubuh terbangun dari tidur, pikiran sadar tetapi seluruh badan tidak bisa digerakan. Banyak orang menganggap jika hal ini terjadi karena hal-hal mistis yang berhubungan dengan hatu dan sebagainya. Padahal fenomena ini dapat dijelaskan secara ilmiah yang jelas-jelas tidak ada hubungannya dengan hal-hal mistis lainnya.

Dalam dunia medis fenomena ini dikenal sebagai Sleep Paralysis atau kelumpuhan saat tidur, Sleep Paralysis sering terjadi pada orang yang merasa tertekan, stress, lelah dan sebagainya. Orang yang tidur dengan kondisi tubuh lelah membuat otak tidak merespon tidur dalam urutan yang benar. Yang dimana seharusnya tidur itu melalui kondisi setengah sadar, kondisi mulai tidur dalam, kondisi tidur yang lebih dalam dan juga Rapid Eye Movement (REM) yang tentunya harus dilalui secara berurutan, sehingga membuat koordinasi yang bagus antara kesadaran dengan gerakan anggota tubuh. 

Dalam kasus ini orang yang mengalami Sleep Paralysis tidak melewati fase tidur tadi dengan benar. Dimana ketika orang tersebut dalam kondisi tertidur setengah sadar, ia langsung beralih menuju fase REM. Hal ini lah yang membuat ketika pikiran kita sudah sadar, tetapi tubuh masih dalam keadaan tidur, membuat tubuh kita tidak bisa digerakan, terasa sesak dan bahkan sampai berhalusinasi melihat bayangan hitam menindih tubuh kita.

Fenomena erep-erep atau ketindihan ini memang sesuatu yang tidak dapat diprediksi. Namun kita bisa melakukan pencegahan atau mengurangi resiko terkena Sleep Paralysis dengan cara menghindari stress, tidur dalam keadaan yang rileks dan melepaskan sejenak seluruh beban pikiran saat kita hendak tidur. Dan jika kita dalam keadaan erep-erep atau ketindihan, hendaklah tetap bersikap tenang, ambil napas panjang, mulai gerakan jempol kaki secara perlahan dan berdoa kepada yang Maha Kuasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun