Kita pasti pernah berpikir kenapa di dalam Al-Qur'an terdapat kata yang sama tetapi harakat akhirnya berbeda-beda. Kadang berharakat dhammah, fathah atau kasrah. Perubahan tersebut tidaklah sembarangan, terdapat kaidah yang mengatur itu semua. Karena jika kita salah dalam memberi harakat akhir pada sebuah kata dalam bahasa arab, maka akan berbeda pula maknanya.
Oleh karena itu, peran ilmu nahwu sangatlah penting di dalam bahasa Arab, kerena kaidah yang mempelajari untuk memberikan harakat akhir pada sebuah kata dalam bahasa arab itu di sebut dengan ilmu nahwu.
Pengertian Ilmu Nahwu menurut Ibnu Jinni:
هو انتحاءُ سَمْتِ كلام العرب في تصرُّفه؛ من إعراب وغيره؛ كالتثنية،
والجمع، والتحقير، والتكسير، والإضافة، والنَّسب، والتركيب، وغير ذلك،
ليلحق مَن ليس مِن أهل اللغة العربية بأهلها في الفصاحة،
فينطق بها وإن لم يكن منهم، وإن شذَّ بعضهم عنها، رُد به إليها
Artinya:
Ilmu Nahwu adalah mengarahkan pokok kalam arab dalam hal perubahannya, baik dari segi i’rab dan selainnya, seperti tasniyah, jama’, bentuk kalimat tahqir, taksir, idhafah, nasab, tarkib, dan lain sebagainya, supaya orang yang tidak ahli dalam bahasa Arab bisa menjadi ahli dan fasih, sehingga orang itu bisa berbicara dengan bahasa Arab meskipun bukan orang arab, meskipun beberapa dari mereka akan kesulitan dengan bahasa Arab, dengan ilmu nahwu mereka bisa kembali kepada bahasa Arab.
Dikutip dari buku "Ilmu Nahwu Untuk Pemula" (2019) karya Abu Razin dan Ummu Razin
Ilmu nahwu adalah ilmu yang harus dikuasai untuk bisa memahami kaidah penyusunan kalimat dalam bahasa Arab. Karena di dalam bahasa Arab ia tidak hanya berbicara tentang susunan kata dalam suatu kalimat, tetapi juga berbicara keadaan huruf terakhir dari suatu kata yang ada pada kalimat.