"Apa saja yang mereka keluhkan kondisi kesehatannya, saya berusaha mengobatinya, apapun itu" dr. Aznan Lelo
Lanjut dimasa depan, tepatnya setelah ia menyelesaikan semua jenjang pendidikannya (S1, S2, dan S3) ia memulai mengabdi kepada masyarakat pada jenjang S1 nya dengan jalan mengajar di Universitas Sumatera Utara (USU), hingga berlanjut pada bidang lainya, seperti, peneliti, penulis, dan berorganisasi dalam profesinya, yakni ikatan Dokter Indonesia (IDI), ikatan Farmakologi Indonesia (IKFI) dan masih banyak organisasi profesi lainnya, ia juga mendapatkan penghargaan seperti Dosen Teladan FK USU 1987, Dosen Teladan USU 1987, Peneliti Terbaik USU 1995, Penulis Makalah Terbaik kelompok artikel penelitian "Sudjono Djuned Pusponegoro", PB IDI, 2003. Dari banyaknya penghargaan yang ia miliki, ia masih mau untuk terjun langsung kemasyarakat yang membutuhkan bantuannya.
"Seharusnya Dokter itu tidak memungut bayaran karena membantu orang itu seharusnya tidak berbayar" dr. Aznan Lelo
Dedikasi dr. Aznan kepada negara tercermin melalui puluhan tahun lamanya ia menjadi seorang dokter dan pengajar, tak hanya itu rumah yang ia tempati itu menjadi klinik kesehatan bagi masyarakat luas, meski telah meraih berbagai penghargaan, beliau tetap rendah hati dan semakin tergerak untuk mengabdi kepada berbagai lapisan masyarakat. Sosok yang akrab dipanggil Buya oleh para mahasiswanya ini menjadi teladan yang patut dicontoh. Di tengah mahalnya biaya pengobatan di berbagai klinik dan praktik dokter saat ini, beliau justru menerapkan sistem pembayaran seikhlasnya, yaitu dengan cara menyediakan amplop putih untuk biaya pengobatan, dengan diisi uang seihklasnya, tak jarang ia hanya mendapatkan Rp. 5.000, Rp.500 perak bahkan amplopnya kosong. Ketulusan dan pengabdiannya yang luar biasa ini menarik perhatian masyarakat dari berbagai lapisan sosial. Fatimah salah satu pasien dari dr. Aznan Lelo yang sudah biasa diobati Sang Dokter, Dulu saat pertama berobat ia pernah dimarahi karena makan sembarangan. "Katanya aku makan racun, bahaya untuk tubuh," tutur Fatimah, dikutip dari (BPOM Wacana).
"ada 3 profesi yang tidak boleh dibayar, pertama, apa bila datang seseorang mengatakan "Aznan" aku ada masalah, begini-begini bagaimana mengatasinya, sebagai pengacara, tak boleh, karna dia cuma memberi nasehat, 2. datang seorang, pak pak, katanya bapak jago silat, ajarkan lah saya silat, sebagai guru, tak boleh, karna dia tak mengeluarkan biaya apapun untuk mendidik orang, 3. datang orang, oi aznan, kaki ku pincang keseleo tadi, katanya kau dokter, aku mau berobat, tak boleh, untuk profesi dokter itu tidak boleh, karna itu sama saja mengatakan bahwa saya bisa dibeli" dr. Aznan Lelo
Secara singkat, Sosok Seorang dr. Aznan Lelo PhD., SpFK,
dr. Aznan Lelo merupakan sosok inspiratif yang telah memberikan kontribusi besar dalam dunia kedokteran dan pendidikan di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Sebagai guru besar farmakologi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), beliau telah mengabdikan hidupnya selama puluhan tahun untuk memajukan pendidikan kedokteran yang ada di Pulau Sumatera. Keahliannya di bidang farmakologi klinik serta dedikasi tinggi dalam penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran telah menghasilkan berbagai karya ilmiah yang bermanfaat bagi kemajuan dunia medis yang ada di Indonesia.
Dalam perjalanan karirnya, dr. Aznan Lelo pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran USU, di mana beliau menunjukkan kepemimpinan yang bijaksana dan visi yang kuat untuk memajukan pendidikan kedokteran yang ada di Pulau Sumatera. Tidak hanya fokus pada pengembangan akademis, beliau juga aktif dalam berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan turun kelapangan untuk mengedukasi pentingnya kesehatan. Kepeduliannya terhadap peningkatan kualitas kesehatan dilapisan masyarakat tercermin dalam berbagai program dan inisiatif yang beliau gagas.
Yang membuat dr. Aznan Lelo semakin dikagumi ialah karakternya yang rendah hati dan integritasnya yang sangat tinggi. Beliau selalu bersedia membagikan ilmunya kepada siapa saja dengan tulus kepada mahasiswa dan koleganya, menjadi panutan bagi banyak dokter muda khususnya Pulau Sumatera. Perpaduan antara kecerdasan intelektual, kepemimpinan yang sangat baik, dan kepedulian sosial yang menjadikan beliau tokoh yang sangat dihormati di kalangan medis dan akademis Indonesia. Kontribusinya dalam pengembangan kurikulum pendidikan kedokteran dan penelitian di bidang farmakologi terus memberikan dampak yang positif bagi kemajuan pendidikan kedokteran yang ada di Indonesia.
kisah hidup dr. Aznan Lelo mengajari kita bahwa seorang dokter sejati bukan hanya tentang keahlian medis ataupun harta, melainkan juga tentang keikhlasan, pengabdian, dan ketulusan hati dalam membantu sesama. Dalam perjalanan panjangnya, beliau membuktikan bahwa profesi medis tidak hanya berdiri di atas fondasi ilmu pengetahuan saja, tetapi juga di atas rasa cinta terhadap kemanusiaan itu sendiri. Sikap rendah hati dan prinsip kuat untuk tidak memungut bayaran dari pasien yang membutuhkan adalah wujud nyata dari pengabdian tanpa pamrih, yang kini menjadi inspirasi bagi banyak orang. Sosok dr. Aznan Lelo akan terus mengispirasi sebagai teladan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, memperlihatkan bahwa didunia yang kerap kali diwarnai kepentingan materi, masih ada mereka yang mengutamakan kepedulian di atas segalanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H