Mencintai seseorang itu merupakan hal yang sangat indah. Mencintai itu tidak butuh balasan. Namun, kesempurnaan cinta itu di saat kita memiliki orang yang kita cinta.
Kita mungkin pernah mendengar tentang cinta dalam diam. Ali bin Abi Thalib dan Fathimah binti Rasulullah adalah dua insan yang saling cinta. Namun, keduanya saling memendam rasa.
Sayyidina Ali sangat Cinta dengan Fathimah
Ali bin Abi Thalib sangat mencintai Fathimah, begitu pun juga sebaliknya. Namun, tidak ada kontak sosial yang mereka lakukan sebelum halal. Mereka hanya saling mengirim doa dan membiarkan Allah yang menentukan takdir mereka.
Fathimah dilamar oleh Umar dan Abu Bakar
Kecantikan Fathimah sudah sangat tidak diragukan lagi. Selain parasnya yang cantik, akhlaknya pun sangat patut dicontoh. Ia adalah wanita yang dimuliakan di langit dan di bumi. Siapa yang tidak tertarik dengannya?
Umar dan Abu Bakar pun sangat tertarik dan ingin menjadikannya sebagai istrinya. Mengetahui hal ini, Ali pun merasa akan kalah saingan dan sudah mengikhlaskan saja jika Fathimah dinikahi oleh salah satu mereka.
Tibalah saatnya Abu Bakar melamar Fathimah. Hal ini membuat hati Ali terasa sakit. Namun, apalah daya. Ia pun sudah ikhlas. Namun, hasilnya adalah Abu Bakar ditolak dan tidak jadi mempersunting Fathimah. Ali pun kembali senang kembali.
Setelah Abu Bakar, datanglah Umar untuk melamar Fathimah. Ali pun mulai membanding-bandingkan dirinya dengan Umar. Umar, seseorang yang tegas membedakan yang baik dan buruk datang melamar anaknya rasul.
Haslinya pun sama seperti Abu Bakar. Umar ditolak. Hal ini juga membuat hati Ali menjadi sangat senang. Namun di sisi lain, Ali juga merasa minder.