Mohon tunggu...
Muhammad Aprianto
Muhammad Aprianto Mohon Tunggu... -

simple person :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Api Penyemangat

28 September 2012   07:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:33 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika hidup flat, datar, tawar dan tanpa rasa

Kebiasaan yang monotone

Aku kehilangan sayapku untuk terbang, menjelajah tanpa arah

Angin menjelaskan tentang tujuan

Mimpi menjelaskan indahnya cita dalam bingkai bunga tidur

Terpelanting dari kotak kesenyamanan

Batas keseragaman terlihat mapan

Ketika mendapati sayapku yang hilang, ketika itu pula titian semangat mulai membangunkan

Aku butuh api, aku butuh api

Api yang bisa membakar gunung es dan pekatnya hawa dingin

Hingga menjadi kobaran yang tak kunjung padam

Aku ingin api itu abadi, menjadi semangat untuk menapaki mimpi

Meski melangkahkan kaki diatas ribuan batu terjal

Aku yakin api semangatakan terus membakarku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun