“bukankah hidup ini perjuangan
Menuju kehadap-NYA?
Bukankah takdir manusia itu
Terus berjuang?
Hingga sampai waktunya
Bukankahsemua perjuangan membuahkan hasil?
Sesuai niat”
Perjuangan bukanlah sebuah penderitaan. Mengapa? umumnya manusia mempunyai paradigma yang menganggap perjuangan adalah sebuah proses yang mana proses tersebut dilalui secara bertahap dengan pengorbanan, kesabaran dan kerja keras. Hal tersbut merupakan doktrin tradisional yang telah ditanamkan sejak dini hingga remaja. Padahal jika ditelaah lebih dalam lagi perjuangan adalah kebahagiaan dimana pengorbanan akan sangat berarti, kesabaran akan memberikan buah kesabaran, kerja keras membimbing diri manusia menjadi manusia yang mempunyai pendirian yang teguh dan kokoh. Serta hasil dari perjuangan itu adalah puncak dari kebahagiaan sebuah perjuangan. Dengan kata lain tiap perjuangan yang pedih iringilah dengan senyum karena semua perjuangan akan memberikan hasil pasti sesuai niat dan tujuan manusia itu sendiri.
Kebahagiaan atas perjuangan adalah sebuah nikmat hakikat perjuangan, sedangkan tahap-tahap yang dijalani merupakan kekuatan dasar untuk membentuk mental seorang manusia sejati melalui binaan dan bimbingan dari proses perjuangan itu kepada diri, jiwa dan emosi manusia. Kekuatan tersebut tertanam dalam mental yang dibentuk oleh pemahaman atas informasi mengenai esensi perjuangan yang didapat sebelumnya. Pengalaman juga mempunyai peranan penting dalam membentuk kekuaatan untuk berjuang. Pengalaman berperan sebagai induk sari kekuatan perjuangan sedangkan pemahaman akan membentuk pola pikir manusia untuk lebih kritis terhadap hal yang mereka perjuangkan sehingga tidak ada keraguan atas apa yang mereka perjuangkan.
Kekuatan untuk berjuang di “arena” hidup ini tidak lain adalah kemauan. Semakin besar kemauan seorang manusia untuk suatu tujuanmaka semakin besar juga kekuatannya untuk berjuang. Kombinasi pengorbanan, kesabaran, dan kerja keras akan menghasilkan kemauan yang kuat dan tekad bulat. Kemauan itusendiri akan merupakan jiwa dari pengorbanan, kesabaran, dan kerja keras untuk tetap istiqomah. Maka apabila kemauan untuk berjuang berkurang solusinya adalah kembali kepada niat dan tujuan dari hal yang sedang kita perjuangkan.
Setelah semua telah lengkap, kemauan sudah besar, tekad sudah bulat, mental sudah kuat dan langkah perjuangan telah melangkah dengan mantap. Tetapi apa yang diperjuangkan? Dr. Thariq Muhammad As-Suwaidin dan Prof. Dr, Faisal Umar Basyarahil dalam bukunya memproduksi pemimpin hebat “kita punya satu badan maka hargailah, kita punya satu akal maka ajarilah ilmu, kita punya satu kehidupan maka berjuanglah” dalam konteks ini berjuang adalah berusaha menjadikan kehidupan lebih berarti sehingga semua tindakan yang kita lakukan dapat kita pertanggungjawabkan di depan Sang Khaliq. Berjuang juga dapat diartikan dengan mengupayakan usaha kita agar bermanfaat bagi orang banyak. Jadi berjuanglah wahai muslimin wal muslimah. Untuk umat, dan karena Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H