Sebelum datangnya bangsa Belanda ke Indonesia, seni lukis di Cianjur masih sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Budha. Hal ini terlihat dari peninggalan-peninggalan arkeologis seperti candi dan relief di sekitar Cianjur yang menampilkan gambar-gambar yang dianggap sebagai seni lukis pra-kolonial. Seni lukis pra-kolonial di Cianjur umumnya menampilkan gambaran-gambaran yang berkaitan dengan kepercayaan dan tradisi agama Hindu-Budha.
Masa Kolonial
Ketika bangsa Belanda menjajah Indonesia, seni lukis di Cianjur mengalami perubahan signifikan. Belanda membawa seni lukis Eropa ke Indonesia dan mengajarkannya kepada para seniman Indonesia, termasuk di Cianjur. Seni lukis pada masa kolonial ini lebih banyak menampilkan gambaran-gambaran kehidupan sehari-hari yang dipengaruhi oleh budaya Belanda, seperti gambaran kebun dan pemandangan alam yang diwarnai oleh teknik lukis yang lebih realistis.
Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, seni lukis di Cianjur mulai berkembang dengan gaya yang lebih nasionalis. Seniman-seniman di Cianjur mulai mengembangkan gaya lukis yang lebih mengutamakan unsur-unsur kebudayaan dan alam Indonesia. Salah satu tokoh seni lukis nasionalis terkenal di Cianjur pada masa ini adalah I Made Surita, yang menggabungkan gaya lukis Eropa dengan unsur-unsur seni lukis tradisional Indonesia.
Masa Kontemporer
Pada masa kini, seni lukis di Cianjur berkembang dengan gaya yang lebih kontemporer. Seniman-seniman di Cianjur cenderung mengkombinasikan antara gaya lukis tradisional dengan gaya lukis modern. Beberapa seniman lukis terkenal di Cianjur yang muncul pada masa kontemporer ini antara lain Jaja Ilalang, Asep Sunandar, dan Dede Eri Supria.
Jaja Ilalang, salah satu seniman lukis terkenal di Cianjur, menciptakan karya seni lukis yang memadukan antara elemen tradisional dan modern, serta menggambarkan keindahan alam Cianjur dan kehidupan sehari-hari masyarakat Cianjur. Sedangkan Asep Sunandar, seniman lukis asal Cianjur yang karyanya pernah dibeli oleh Presiden Jokowi, menciptakan karya seni lukis dengan gaya yang lebih kontemporer dan cenderung menggunakan warna-warna cerah yang mencolok. Dalam perkembangannya, seni lukis di Cianjur juga banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan media sosial.
Pada tahun 2017, salah satu karyanya yang berjudul "Doa dan Perjuangan" dibeli oleh Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari koleksi seni yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan bahwa karya-karya seni lukis Jaja Ilalang memiliki nilai seni yang sangat tinggi dan dihargai oleh banyak orang.
Karya seni lukis "Doa dan Perjuangan" yang dibeli oleh Presiden Joko Widodo adalah karya yang menggambarkan pesan religius dan sosial yang penting. Dalam karyanya, Jaja Ilalang berhasil menggambarkan betapa pentingnya doa dan perjuangan dalam kehidupan manusia. Lukisan tersebut mengandung pesan moral yang sangat dalam dan dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang.
Tema doa dan perjuangan merupakan salah satu tema yang sering diangkat dalam karya-karya seni lukis Jaja Ilalang. Karya-karyanya selalu mengandung pesan-pesan penting yang terkait dengan budaya, religi, dan sosial di Indonesia. Sebagai contoh, lukisan-lukisan bertema kerbau yang menggambarkan keindahan dan kearifan lokal di daerah Cianjur, atau lukisan-lukisan yang menggambarkan sosok tokoh agama dan pahlawan nasional yang memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan kepada mereka.