Mohon tunggu...
Muhammad Andrean Hidayatullah
Muhammad Andrean Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seseorang yang ceria dan penuh semangat untuk belajar. "Selalu menyebarkan energi positif" sebagai prinsip hidupnya. Hala Madrid!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Mumpreneurs dalam Mengoptimalkan Algoritma Instagram untuk Penciptaan Nilai

16 September 2024   16:41 Diperbarui: 16 September 2024   17:16 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mumpreneurs dalam Mengoptimalkan Algoritma Instagram. Sumber (Freepik.com)

Strategi Mumpreneurs dalam Mengoptimalkan Algoritma Instagram untuk Penciptaan Nilai

Dalam era digital yang semakin berkembang, peran platform digital dalam membentuk ekosistem bisnis semakin signifikan, terutama bagi pengusaha wanita yang juga mengemban tanggung jawab sebagai ibu, atau yang dikenal sebagai mumpreneurs. Sebuah artikel yang ditulis oleh Nisreen Ameen, Vera Hoelscher, dan Niki Panteli (2024), berjudul "Exploring how mumpreneurs use digital platforms' algorithms and mechanisms to generate different types of value", menjelaskan bagaimana para mumpreneurs memanfaatkan platform Instagram untuk menciptakan nilai ekonomi dan non-ekonomi. Menurut data, lebih dari 25 juta bisnis terdaftar di Instagram pada tahun 2020, dan 90% pengguna platform tersebut mengikuti akun bisnis, menjadikan Instagram sebagai salah satu platform bisnis paling potensial (Zote, 2023).

Namun, meskipun peluang besar ini tersedia, tidak sedikit dari para mumpreneurs yang menghadapi tantangan besar dalam memanfaatkan algoritma platform tersebut. Di Inggris, mumpreneurs tidak hanya harus berurusan dengan tekanan bisnis, tetapi juga tanggung jawab sebagai pengasuh utama anak-anak mereka. Hal ini sering membatasi waktu, energi, dan sumber daya yang dapat mereka dedikasikan untuk mengelola bisnis mereka secara efektif. Sebuah laporan menyebutkan bahwa tingginya biaya pengasuhan anak di Inggris turut mendorong ibu-ibu muda untuk memilih jalur kewirausahaan, dengan harapan bisa menyeimbangkan antara kehidupan keluarga dan bisnis (Dunbar, 2021). Namun, apakah fleksibilitas yang diinginkan benar-benar bisa terwujud?

Artikel yang ditulis oleh Nisreen Ameen dan koleganya (2024) memberikan gambaran yang mendalam tentang bagaimana mumpreneurs menggunakan algoritma Instagram untuk menciptakan berbagai bentuk nilai, baik ekonomi maupun non-ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara terhadap 26 mumpreneurs di Inggris yang memiliki anak di bawah usia 11 tahun dan aktif menjalankan bisnis di Instagram. Hasilnya, mereka menemukan bahwa nilai yang dihasilkan tidak hanya berupa keuntungan finansial, tetapi juga keterlibatan sosial, peningkatan kognitif, dan nilai dalam hal keberlanjutan identitas pribadi. Nilai ekonomi yang tercipta melalui platform ini, seperti yang ditemukan dalam studi ini, mencakup kemampuan para ibu untuk menjangkau konsumen baru dan mempromosikan bisnis mereka dengan biaya rendah.

Salah satu penemuan penting dari artikel ini adalah betapa pentingnya algoritma dalam proses penciptaan nilai. Algoritma Instagram, meskipun sifatnya sering kali tidak transparan, memiliki pengaruh besar dalam menentukan konten yang dilihat oleh pengguna dan kapan konten tersebut akan muncul di feed. Di satu sisi, algoritma ini memungkinkan mumpreneurs untuk memperluas jangkauan pasar mereka secara signifikan, tetapi di sisi lain, mereka yang tidak memahami mekanisme algoritma ini sering kali gagal memaksimalkan potensi platform tersebut. Fakta menarik lainnya adalah bagaimana mumpreneurs menghadapi tantangan keterbatasan waktu dan sumber daya dalam mengelola bisnis mereka. Sebagian besar responden melaporkan bahwa mereka harus menjalankan bisnis di luar waktu mereka sebagai ibu, seperti di malam hari atau ketika anak-anak sedang tidur.

Dalam artikel ini, Ameen dan rekan-rekannya juga menemukan bahwa platform Instagram memberikan cognitive value atau nilai kognitif bagi para penggunanya. Para mumpreneurs banyak belajar dari pengalaman mereka dalam mengelola bisnis di platform ini, baik dari segi strategi pemasaran digital maupun keterampilan teknis lainnya. Hal ini didukung oleh temuan bahwa 51% pengusaha wanita di Inggris merasa khawatir tentang potensi bias saat mengajukan pendanaan (Cotton, 2019), sehingga banyak dari mereka yang akhirnya beralih ke platform seperti Instagram untuk mempromosikan bisnis mereka dengan lebih mandiri.

Namun, tantangan lain yang dihadapi oleh mumpreneurs adalah terbatasnya dukungan finansial dan sosial yang tersedia bagi mereka. Sebagai kelompok yang rentan, mereka sering kali kekurangan sumber daya untuk benar-benar mengembangkan bisnis mereka ke tahap yang lebih besar. Meskipun demikian, artikel ini menegaskan bahwa dengan pemahaman yang lebih baik tentang algoritma dan penggunaan strategi yang tepat, mumpreneurs dapat memanfaatkan Instagram untuk menciptakan nilai lebih besar, tidak hanya untuk bisnis mereka, tetapi juga untuk keluarga mereka.

Secara keseluruhan, artikel yang ditulis oleh Nisreen Ameen, Vera Hoelscher, dan Niki Panteli (2024) menyoroti potensi besar yang dimiliki mumpreneurs dalam memanfaatkan platform digital seperti Instagram untuk menciptakan berbagai bentuk nilai. Selain nilai ekonomi, para ibu ini juga mendapatkan dukungan komunitas dan kesempatan untuk memperkuat identitas pribadi mereka sebagai pebisnis dan ibu. Namun, tantangan signifikan tetap ada, terutama terkait dengan pemahaman tentang algoritma dan kurangnya waktu serta sumber daya. Oleh karena itu, penting bagi mumpreneurs untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan platform serta meningkatkan keterampilan mereka dalam pemasaran digital dan manajemen bisnis online.

Implikasi dari penelitian ini juga mencakup perlunya perhatian lebih dari pemerintah dan penyedia platform untuk mendukung kelompok rentan seperti mumpreneurs. Dengan biaya pengasuhan anak yang tinggi dan kesenjangan akses terhadap pendanaan, kelompok ini sering kali terjebak dalam dilema antara mengurus keluarga dan mengembangkan bisnis. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang lebih inklusif, seperti program pelatihan digital atau bantuan keuangan yang dapat membantu mumpreneurs dalam menghadapi tantangan ini. Dengan dukungan yang tepat, platform digital dapat menjadi alat yang lebih efektif dalam memberdayakan ibu-ibu pengusaha untuk mencapai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.

Referensi

Ameen, N., Hoelscher, V., & Panteli, N. (2024). Exploring how mumpreneurs use digital platforms' algorithms and mechanisms to generate different types of value. Information Systems Journal, 28(1). https://doi.org/10.1111/isj.12518

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun