Saya ingin membahas film The Hunger Games dalam perspektif ilmu Game Theory. Bagi yang belum tahu Hunger Games, ini adalah film yang menceritakan sebuah masa pasca apocalypse (kehancuran) negara Amerika Serikat.
Game theory  singkatnya ilmu yang mempelajari strategi pengambilan keputusan, dimana setiap pemain/aktor saling berkompetisi (bisa juga bekerjasama), dan keputusan-keputusan yang mereka ambil saling berkaitan dan menentukan hasilnya.
Manfaat yang bisa diambil bagi para pembaca dari tulisan saya, strategi yang ada di film ini bisa pembaca diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (tanpa meniru adegan bunuh-bunuhan pastinya :)).
Dunia The Hunger Games
Di atas puing reruntuhan negara adidaya ini berdirilah negara otoriter, Panem, yang setiap tahunnya menyelenggarakan sebuah reality show dengan peserta para remaja setiap distrik/wilayah Panem. Para peserta ini saling membunuh satu sama lain hingga survivor terakhir yang menjadi pemenangnya. Cerita lengkapnya bisa anda saksikan sendiri di filmnya.
Tokoh utama di film The hunger Games adalah Katniss Everdeen, Seorang remaja putri dari distrik yang paling miskin, sehingga untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, Katniss berburu hewan di hutan menggunakan senjata panah.
Beberapa saat sebelum permainan dimulai, Katniss dinasehati oleh mentornya yang sudah berpengalaman untuk menghindari pertempuran awal di Cornucopia (sebuah bangunan aneh yang di sekitarnya banyak berisi barang-barang logistik bertahan hidup dan senjata).
Alasannya, perebutan senjata dan logistik di awal permainan adalah tempat peluang peserta mati sangat tinggi, Katniss dinasehati oleh mentornya untuk bersembunyi di dalam hutan dan mencari sumber air yang terdekat.
Di sinilah saya menganalisis game theory dalam film ini. Katniss bisa saja menghiraukan nasehat mentornya dan bertarung saling keroyok dengan peserta lain, tetapi tentu saja ini adalah strategi yang bodoh untuk dilakukan.
Pertama, karena resiko untuk kalah sangat besar di awal permainan; Kedua, secara kekuatan fisik Katniss kalah dengan peserta cowok lain, sehingga jika berhadapan secara langsung bisa tewas; Ketiga, pertarungan jarak dekat bukanlah keahlian Katniss.
Kesimpulan saya dalam analisis ini :
1. Â Â Dalam setiap permainan atau kompetisi, harus mempunyai rencana dan strategi. Punya rencana saja bisa gagal, apalagi tidak mempunyai rencana.
2. Jangan bertaruh dengan peluang yang lebih kecil, jika anda mempunyai rencana A peluang berhasil 25% dan rencana B 75 %, secara rasional anda akan memilih rencana B.
3. Hindari kondisi atau medan yang bukan keahlian anda, sebaliknya dekati yang memang keahlian anda. Katniss menghindari pertarungan dekat, dan memilih cara bergerilya ala pemburu sesuai dengan keahliannya.
4. Di dalam Game Theory, selain memperhatikan rencana anda sendiri, perhatikan rencana pihak lain.
Poin-poin kesimpulan yang saya tulis di atas kelihatannya sepele, tetapi tidak jarang banyak orang yang mengabaikannya. Terkadang manusia makhluk rasional yang  melakukan tindakan tidak rasional tanpa disadarinya, disinilah pentingnya belajar Game Theory.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H