Mohon tunggu...
Muhammad Andi Nasrullah
Muhammad Andi Nasrullah Mohon Tunggu... -

Di Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Di antara Surabaya dan Jakarta

15 Februari 2015   17:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:09 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada apa antara Surabaya dengan Jakarta. Di rentang jarak sekitar 750 km di dua kota terbesar di Indonesia dan Pulau Jawa ini menyimpan banyak kesamaan diantara keduanya. Kota metropolitan sebagai penggerak ekonomi Indonesia dengan masalah macet, banjir dan urbanisasi bisa dengan mudah ditemui di sini.

Saya tinggal di wilayah Sidoarjo dekat dengan perbatasan Surabaya Selatan. Surabaya jadi tempat tempat main sejak kecil, sementara saya baru mengenal kota Jakarta baru-baru ini. Beberapa bulan ini saya sering pergi Jakarta-Surabaya tiga kali bolak-balik, untuk tes kerja. Kepikiran untuk mengamati dan membandingkan dua kota ini dari sudut pandang orang awam seperti saya.

Kalau di suruh memilih diantara keduanya, saya lebih memilih Surabaya. Selama 4-5 tahun ini pergi ke Jogja untuk kuliah dan ketika kembali cukup kaget dengan perkembangan positif kota pahlawan. Sulit untuk menemukan jalan tanpa taman di Surabaya. Suasana yang dingin, sejuk, tata kota bagus, dan Walikota yang disayang warga.

Kelemahan Kota Surabaya salah satunya kurang ada sistem transportasi massal yang efektif dan unik yang bisa menjadi ciri khas kota ini. Sebenarnya Pemkot Surabaya sudah punya rencana sistem angkutan massal, misalnya pelebaran jalan di A. Yani untuk menghubungkan terminal purabaya dan terminal joyoboyo, dan pembangunan trem, tetapi harus sabar menunggu beberapa tahun lagi untuk melihat hasil pembangunan ini.

Jakarta sebenarnya kota besar yang bagus, banyak pilihan hiburan, kesempatan kerja yang lebih besar, tetapi macet & polusi nya yang terlalu banyak. Saya nyaman menggunakan angkutan umum/transportasi terutama KRL (Kereta Listrik) untuk menghindari macetnya Jakarta, tidak masalah berdesakan asal tepat waktu.

Surabaya harus belajar dari Jakarta soal transportasi massal, kesuksesan maupun kasus kegagalan yang terkait kasus monorail yang tersendat di Ibukota, saya berharap semoga tidak terjadi di Surabaya.

Kalau saya boleh usul Pemkot Surabaya bisa memanfaatkan sungai/kali mas yang membelah kota Surabaya, menjadi transportasi umum alternatif sekaligus wisata di surabaya. Transportasi sungai tidak memerlukan pembangunan jalur khusus seperti trem atau KRL. Ini sesuai konsep maritim dari pemerintahan Jokowi, maritim tidak terbatas di laut tapi juga di sungai. Sudah saatnya kita tidak membelakangi sungai, tetapi menjadikannya halaman depan yang dijaga keindahannya.

Beberapa tahun ke depan saya akan pergi dari surabaya, semoga ketika saya kembali, saya akan kembali terkesan atas perubahan positif di surabaya seperti 5 tahun terakhir ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun