Mohon tunggu...
Logikahancur.
Logikahancur. Mohon Tunggu... Buruh - Manusia biasa

Menulis adalah seni kebebasan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Suara Rakyat yang Dibungkam Politik Darah Biru, dan Politik Tuhan

26 November 2024   21:50 Diperbarui: 26 November 2024   21:55 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik darah biru dan politik Tuhan mencerminkan dua corak legitimasi kekuasaan yang berbeda, namun sering kali saling melengkapi. Di satu sisi, politik darah biru melestarikan tradisi dan kontinuitas sejarah, sementara politik Tuhan menghadirkan dimensi moral dan spiritual dalam kepemimpinan. Meski keduanya memiliki kelemahan, pemahaman yang mendalam tentang kedua konsep ini penting untuk menganalisis dinamika politik di masa lalu maupun masa kini.

Di era modern, tantangan utama adalah bagaimana mengintegrasikan elemen-elemen ini dengan prinsip demokrasi, keadilan sosial, dan meritokrasi. Dengan demikian, politik dapat menjadi alat yang benar-benar melayani kepentingan rakyat tanpa terjebak dalam romantisme sejarah atau dogma keagamaan yang sempit.

Namun cukup di sayangkan di negara Indonesia masih banyak tradisi politik darah biru, dah politik tuhan ketika pesta demokrasi, tidak menutup kemungkinan bahwa tradisi tersebut yg membuat rakyat selalu menderita, karena konsep politik darah biru dan politik tuhan, mencengkram dan mendoktrin masyarakat untuk menuangkan segala aspirasi dan ekspresi nya. 

Indonesia adalah negara yang besar serta kaya akan sumber daya alam, namun kenapa sampai sekarang negara Indonesia tidak bisa menjadi negara yang mampu membawa peradaban.? Dan saya rasa semua ini dilatar belakangi oleh adanya demokrasi yang secara jelas merusak meritokrasi, karena yang tetap akan menjadi pemimpin pasti yang banyak uang, dan sekaligus karena kekuasaan serta dalih tuhan. Dan ini semua menjadi penyebab kemunduran peradaban negara Indonesia tersayang. 

Negara Indonesia selalu menggaungkan keadilan sosial serta toleran, tapi sayang itu hanya menjadi slogan bukan kenyataan, tanpa menutup kemungkinan bahwa setiap kebijakan yang di muat dalam lampiran lampiran semuanya berisi kekuasaan serta tuhan, bukan berisi keluh kesah rakyat pinggiran. 

Entah sampai kapan negara ku tersayang menjadi tempat kekuasaan para orang orang darah biru, serta orang orang yang berdalil tuhan.? Bukan mereka yang mempu membawa peradaban serta nilai nilai kemanusiaan, tidak ada yang namanya keadilan sosial jikalau rakyat masih menjadi tulang serta uang dari kekuasaan. 

Money politik dilarang besar besaran, ketika pesta demokrasi datang, dengan dalil hukum yang menguatkan, namun penguasaan dibiarkan untuk ikut andil dalam pemenangan kontestan, ini hal yang cukup krusial, karena masyarakat selalu di jadikan kambing hitam, oleh amplop yang tidak bernilai. 

Dan mereka yang paham hanya diam dan bahkan ikut tergabung dalam kepentingan uang, bukan malah mererai tapi juga ikut memainkan peran dengan dalil keamanan sosial, dan bahkan mereka ikut mensuplai ketika ada kegiatan politik darah biru dan politik tuhan. Dan ini mejadi alasan terbesar kenapa rakyat harus hidup dengan nilai tawar, karena biar tidak dijadikan ladang penghasilan oleh penguasa penguasa kejam. 

Dan saya tidak lupa mengucapkan selamat kepada mereka yang telah berhasil mejadi peran kekuasaan, sampai sampai ayat tuhan dikalahkan oleh nafsu kebiadaban. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun