SUKOHARJO (05/02/2023) - Suatu alat bantu tanam benih kangkung atau seeder semi otomatis dirancang dan dibuat oleh mahasiswa KKN Tim 1 Undip 2023.
Alat tanam seeder merupakan alat yang digunakan untuk menanam biji bijian sesuai dengan kedalaman dan jumlah yang dikehendaki. Seeder tersebut diperuntukkan bagi kebun bersama Kelompok Wanita Tani Tani Mulyo untuk memperbaiki cara penanaman yang sudah ada.
Muhammad Anas Juliansyah, Mahasiswa S-1 Teknik mesin Universitas Diponegoro, merancang sebuah alat bantu tanam benih kangkung atau seeder semi otomatis.
Proses perancangan dan pembuatan seeder dilakukan dengan bantuan bengkel kerja setempat yang ada di Desa Gentan. Hal tersebut dilakukan mengingat proses pembuatan seeder yang membutuhkan alat perkakas yang tersedia hanya pada bengkel-bengkel kerja.
Seperti yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya bahwa produk seeder ini diperuntukkan untuk kebun bersama yang digunakan oleh Kelompok Wanita Tani “Tani Mulyo”. Kelompok Wanita Tani tersebut berada di Desa Gentan Dusun Kwaron RW 09.
Program kerja ini dilaksanakan atas dasar proses penanaman benih kangkung yang masih menggunakan cara manual. Cara menanam yang selama ini dilakukan adalah dengan memasukkan benih kangkung ke dalam tanah dalam posisi jongkok dan memasukkan benih menggunakan tangan.
Cara ini sangat melelahkan mengingat ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani harus berjongkok untuk menanam benih di bidang tanah yang cukup luas. Selain itu, proses menanam benih menjadi tidak konstan dan tidak stabil karena keadaan tubuh yang sudah lelah.
Hal tersebut dapat mengurangi kualitas dan kuantitas produk karena posisi penanaman yang tidak konstan atau stabil.
Oleh karena itu, diusulkan suatu alat bantu tanam benih kangkung atau seeder semi otomatis agar dapat membantu dan memperbaiki proses penanaman benih supaya lebih efisien. Seeder dibuat dari bahan yang ada di sekitar lingkungan seperti pipa PVC, baut, mur, besi hollow, dan karet gelang.
Pembuatan seeder dibuat sederhana dengan bahan yang mudah didapat yang ditujukan agar kader di Kelompok Wanita Tani dapat memproduksi ulang dan menyebarkan ilmu kepada anggota Kelompok Wanita Tani yang lain.
