Mohon tunggu...
muhammad amir fauzi
muhammad amir fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Pupuk Organik si Jempol di Jember, Solusi Kelangkaan Pupuk Bersubsidi di Era Modern

28 Maret 2024   21:50 Diperbarui: 2 April 2024   18:59 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar pengakut pupuk si jempol /dok. pri

Jember, kota di Jawa Timur yang terkenal dengan tembakau dan kopi, selain kesuburan dalam pertaniannya juga menyimpan kekayaan budaya yang tak ternilai. Salah satu bentuk budaya yang lestari adalah kerajinan tangan. Kerajinan tangan Jember memiliki ciri khas dan keunikan yang mencerminkan budaya lokal. Di era modern ini, dengan pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi, budaya lokal perlu dilestarikan agar tidak tergerus. Kerajinan tangan Jember menjadi salah satu media yang tepat untuk menjaga warisan budaya ini.

Namun, di era modern ini, petani di Jember dihadapkan dengan kelangkaan pupuk bersubsidi, dimana petani sering kali menggunakan pupuk yang bersubsidi sehingga saat kelangkaan pupuk mulai terasa dan harganya cukup mahal membuat para petani kesusahan untuk membeli dan memangkas pembelian pupuk di toko pupuk bersubsidi, ini berlangsung cukup lama dan berulang – ulang setiap tahunnya. Hal ini menjadi kendala utama dalam meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani. sehingga kabupaten jember membuat inovasi baru terhadap pupuk, Sebagai solusinya Pemerintah Kabupaten Jember meluncurkan program "Si Jempol" (Jember Pupuk Organik Lengkap). Program ini bertujuan untuk mendorong penggunaan pupuk organik sebagai alternatif pupuk bersubsidi yang langka.

Pemerintah daerah di Jember telah mengambil langkah untuk mengatasi kelangkaan pupuk bersubsidi dengan menginisiasi pembangunan pabrik pupuk organik di Desa Wirowongso. Pabrik ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani dan mengatasi kekurangan pupuk bersubsidi di wilayah tersebut. Selain itu, pemerintah juga aktif menggalakkan penggunaan pupuk organik dengan memberikan pelatihan dan pendampingan untuk mendapatkan izin produksi dan distribusi pupuk organik oleh kelompok tani. Upaya ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mendorong penggunaan pupuk kimia dan organik yang seimbang dan efisien.

Selain itu, berbagai kelompok tani di Jember telah memproduksi pupuk organik dari berbagai sumber seperti kasgot (limbah lalat tentara hitam) dan kotoran hewan. Misalnya, Kelompok Tani Tirto Bakti 2 telah berhasil memproduksi pupuk organik dari kasgot dan kotoran hewan, yang menawarkan solusi berkelanjutan terhadap kelangkaan dan tingginya biaya pupuk bersubsidi.

Potensi manfaat pupuk organik mendorong dibangunnya pabrik pupuk organik terpadu di Jember, dengan tujuan mengurangi ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi dan meningkatkan potensi pertanian. Selain itu, penerapan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) diusulkan sebagai solusi atas kelangkaan pupuk. UPPO melibatkan produksi pupuk organik menggunakan kotoran hewan, dengan tujuan mendukung peningkatan produksi, produktivitas, dan pendapatan petani.

Jember, kota di Jawa Timur yang terkenal dengan tembakau dan kopi, menyimpan kekayaan budaya yang tak ternilai. 

Pupuk Organik Si Jempol: Solusi Ramah Lingkungan

Pupuk Organik Si Jempol merupakan pupuk organik yang diproduksi secara lokal di Jember. Pupuk ini terbuat dari bahan-bahan organik seperti kompos, pupuk kandang, dan limbah pertanian lainnya.

Penggunaan pupuk organik Si Jempol memiliki banyak manfaat, di antaranya:

  • Meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas panen.
  • Ramah lingkungan dan tidak mencemari tanah.
  • Lebih hemat biaya dibandingkan pupuk bersubsidi.
  • Meningkatkan ketahanan pangan di Jember.

Pemanfaatan Pupuk Organik Si Jempol di Jember

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun