Mohon tunggu...
Muhammad Alvin Mumtaz
Muhammad Alvin Mumtaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa prodi Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Pasar Hantu di Gunung Lawu

25 November 2023   21:21 Diperbarui: 25 November 2023   21:43 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kaki Gunung Lawu, sebuah pasar hantu tersembunyi di dalam kabut lebat. Seiring matahari terbenam dan malam mulai menyelimuti pegunungan, penduduk setempat berbicara dengan wisik-wisik ketakutan tentang pasar ini, tempat di mana roh-roh gelap berkumpul.

Seorang pendaki bernama Maya, penuh dengan keingintahuan dan hasrat petualangan, mendengar tentang keberadaan pasar hantu ini dari seorang tua di desa terdekat. Katanya, pasar itu adalah tempat yang terlarang, hanya dapat ditemukan oleh mereka yang diundang oleh kekuatan gaib. Namun, keinginan Maya untuk mengeksplorasi dunia lain membawanya menuju puncak Gunung Lawu, tanpa tahu apa yang sebenarnya menunggunya.

Malam itu, Maya menemukan jalan yang tidak terlihat, melewati pepohonan dan batu-batu besar yang menjadi penanda gerbang mistis menuju pasar hantu. Cahaya remang-remang dan suara langkah kaki yang tak terlihat mengiringi setiap langkahnya. Semakin jauh ia melangkah, semakin kabut lebat menyelimutinya, membingungkan dan membatasi pandangannya.

Tiba di pasar itu, Maya merasa kedinginan oleh suasana yang hening. Bangunan-bangunan tua dan lapak-lapak yang terbengkalai terlihat seperti bayangan dari masa lalu yang kelam. Barang-barang yang dijual oleh penjual hantu tampak seram dan aneh: boneka kuno dengan mata merah menyala, keris-keris tua berlapis darah, dan topeng-topeng hantu yang terlihat seolah-olah menatap lurus ke dalam jiwa.

Namun, yang paling mengerikan adalah sosok-sosok bayangan yang melayang di sekitar pasar. Wajah-wajah pucat dan mata kosong yang menatap tajam membuat bulu kuduk Maya berdiri. Mereka tampaknya tak terduga, menghilang di balik toko-toko tua dan muncul kembali dari kegelapan.

Maya, terpikat oleh atmosfer yang tak terbayangkan ini, merasa dirinya ditarik menuju satu lorong sempit yang gelap. Di ujungnya, ia menemukan pintu tua yang terbuka dengan sendirinya. Tanpa pikir panjang, Maya melangkah masuk ke dalam kegelapan yang dalam.

Di dalam ruangan itu, ia menemukan dinding dipenuhi dengan gambar-gambar aneh dan simbol-simbol tak dikenal. Tiba-tiba, lampu di langit-langit berkedip dan mati, meninggalkannya dalam kegelapan total. Suara-suara aneh dan bisikan-bisikan angker mulai memenuhi ruangan.

Maya merasakan sentuhan dingin di lehernya dan mendengar suara langkah di belakangnya. Dalam kepanikan, ia berlari keluar dari ruangan dan menyusuri lorong-lorong pasar yang sepi. Seiring dia menjauh, pasar hantu di Gunung Lawu kembali tenggelam dalam kabut dan rahasia, menyimpan misteri-misteri gelap yang hanya diketahui oleh roh-roh yang bersembunyi di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun