Mohon tunggu...
Muhammad Alif Al Raihan
Muhammad Alif Al Raihan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Semua tulisan saya ini saya niatkan untuk ikut andil dakwah meneruskan perjuangan tongkat estafet Rasulullah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Analisis Perkataan Jalaluddin Rumi Setiap Orang Dikalahkan Oleh Pikirannya Sendiri

6 Januari 2025   18:06 Diperbarui: 6 Januari 2025   18:06 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest. Foto Jalaluddin Rumi

Dalam kesempatan mulia ini, berkata Jalaluddin Ar-Rumi "Setiap orang dikalahkan oleh pikirannya sendiri. Itulah mengapa mereka memiliki begitu banyak sakit hati dan kesedihan." Kita sebagai manusia terlalu banyak berfikir, dalam hal yang sebutulnya tidak perlu dipikirkan, kuncinya cukup dijalani saja tanpa berfikir lain-lain. Sehingga apabila banyak berfikir hal-hal yang tidak perlu diri kita akan lebih sulit untuk fokus kepada tujuan.  Keputusasaan yang akan timbul di akhir dikarenakan ketidaktercapainya harapan yang kita langit-langitkan. Jalaluddin Rumi sendiri bernama lengkap Muhammad bin Bahauddin Walad bin Hasin bin Al Khattabi al Bakri lahir di daerah Persia, yaitu daerah Balkh, pada 06 Rabiul Awwal 604 H atau 30 September 1207 M. Beliau salah satu cendekiawan muslim yang ikut andil dalam kesuksesan mencapai garis keemasan bangsa Islam, beliau terkenal sebagai seorang sufi besar dan penyair indah dari persia, diantara ajaran yang berkesan hingga saat ini yaitu tentang kemanusaiaan melalu konsep cinta universal. Dalam pandangan filosofinya Jalaluddin Rumi mengundang manusia ke dalam kehidupan kasih sayang, yakni kehidupan yang menempatkan manusia pada hakikatnya sebagai orang pecinta dan untuk yang dicinta. 

Dalam sebuah nasehat yang disampaikan oleh KH M Luqman Hakim (Direktur Sufi Center) menurut beliau "Pikiran ada agar menjadi pencerah hatimu menembus cakrawala pengetahuan", apabila kita bandingkan dengan perkataan di atas dalam konteks orang yang dikalahkan oleh pemikirannya sehingga menyebabkan sakit hati dan kesedihan, maka pikiran apa yang menyebabkan ia sakit hati dan sedih? Adalah pikiran yang berlebihan (Overthinking). Manusia yang terlalu banyak merenungi masa lalu, ataupun mengkhawatirkan masa depan dan memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi dan belum tentu sama akan terjadi sesuai apa yang dipikirkan. Apabila memikirkan sesuatu secara berlebihan dan dilakukan secara terus menerus maka akan berdampak kepada gangguan kesehatan mental, sehingga dirinya akan dikalahkan dengan pikirannya. Contoh kamu akan menikahi seorang awalnya kamu sangat yakin akan menikahinya namun ketika diperjalanan engkau berpikir bagaimana kalau ditunda saja karena diriku belum baik, aku ingin memperbaiki diriku terlebih dahulu, sampai ketika waktu yang lama berlalu orang yang kamu ingin nikahi ternyata sudah didahului dengan orang lain, dan saat itulah kamu merasa menyesal dikarenakan pikiran berlebihanmu. 

Pinterest. Kucing Sedih 
Pinterest. Kucing Sedih 

Syekh Ahmad Zaruq menjelaskan dalam kitab Matan Al-Hikam karya dari salah seorang sufi masyhur yaitu Syekh Ibnu Atho'illah As-Sakandary yang berisi untuk melepaskan keceman yang berlebihan, overthinking, dan beban pikiran yang berat dari dalam diri kita. Yaitu dikatakan "Arihnafsaka minatt tadbiri, famaa qomaa bihi ghoiruka 'anka laa taqumu bihi linafsika" artinya:  Istirahatkan dirimu dari berpikir keras planning/ perencanaan karena apa yang dilakukan oleh selainmu jangan lagi kau pikirkan (Ibnu Atho'illah). Dalam penjelasan Syekh Ahmad Zaquq, kalimat "pelepasan untuk istirahat" menandai adanya beban pikiran dan beban kejiwaan yang meletihkan. Beban pikiran dan kejiwanaan itulah menuntut pelepasan dan peristirahatan. Kata Tadbir artinya kecemasan berlebihan atau harapan selangit atas segala sesuatu secara pasti (yakin) di masa depan (future), tanpa disertai dengan kepasrahan atau tawakkal kepada Alloh, sehingga Tadbir ini meracuni pikiran, merusak jiwa, dan menganggu kesehatan mental. (Syekh Ahmad Zaruq). 

Mendahulukan segala harapan cita-cita, tak akan dapat menembus sesuatu yang menjadi tirai takdirmu. Orang apabila ditakdirkan menjadi pintar mau dia banyak belajar atau tidak belajar sama sekali maka akan tetap akan menjadi pintar, sebaliknya kalau memang ditakdirkan bodoh mau belajar sebanyak apapun, selama apapun ujung-ujungnya akan tetap menjadi bodoh. Oleh karenanya istirahatkanlah hatimu dari berbagai keinginan. Dalam artian tetaplah meraih sesuatu dengan berusaha dan berikhtiar adapun hasil sudah tercantum pada buku skenario terbaik yaitu Alloh sejak zaman azali (terdahulu), dijaga di Lauhul Mahfuz.

Pinterest. Ilustrasi Indahnya Hidup
Pinterest. Ilustrasi Indahnya Hidup

Kosongkan jiwa dari gelora strategi usaha (tadbir) karena hanya Alloh lah yang mengetahui dan menetpakan aneka ragam kejadian yang lampau ataupun yang akan datang. Maka dari itu jangan engaku melakukan tadbir walau sebesar zarrah sekalipun karena meninggalkan tadbir adalah 'ubudiyyah.  Berkata Sayyidina Sahal bin Abdulloh Radhiyallohu 'Anhu "Dzar wal tadbiiri wal ikhtiyari fa innahuma yakdarooni 'alaannasi 'aisyuhum" artinya: Tinggalkan olehmu tadbir dan ikhtiar, maka bahwasannya keduanya itu menganugerahkan keduanya pada kehidupan manusia. Pada kata "Keduanya menganugerahkan keduanya" adalah tadbir dan ikhtiar. Jika tak mampu mengelak dari tadbir dan ikhtiar, maka tadbirkan untuk tiada tadbir. Jangan pula berikhtiar untuk tidak ikhtiar. Jangan berikhtiar di dalam ikhtiar kecuali bila telah arif. Pada intinya kita tidak diperkenankan untuk berpikir berlebihan (overthinking) atau terlalu khawatir atas hal yang belum tentu terjadi, berdoalah kepada Alloh meminta petunjuk terbaik darinya.

Penulis: Al Faqir Muhammad Alif Al Raihan, 6 Rajab 1446 H/ 6 Januari 2025

Sumber Referensi: Nu Online, Pesantren Akmaliah Salafiah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun