Mohon tunggu...
Muhammad Ali Subkhan
Muhammad Ali Subkhan Mohon Tunggu... -

Simple is master Writer, artwork My IG : bhek_art Live in central of Java

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Raga Bertabur Cahaya

16 Desember 2013   19:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:51 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

RAGA BERTABUR CAHAYA

Raga adalah nama suatu kota penuh cahaya. Nama ini diambil dari nama asli Ragatsha seorang bangsawan yang memimpin negeri tersebut. Ragatshasendiri adalah seorang bangsawan yang amat dihormati oleh semua orang.Dia mencintai budaya daerah tempat ia dilahirkan. Budaya agung dari sebuah kelahiran kota itu. Tak sedikitpun keluhan rakyat dalam kepemimpinannya.

Jika sebuah masalah datang beribu jalan di temukan tuk menyelesaikannya. Disamping kepemimpinannya yang bijaksana ,beliau juga mempunyai seorang istri yang cantik jelita di negeri itu. Dalam kekuasaannya selama 3 periode dia dikenal amat bijaksana dan dermawan. Karena itulah semua rakyat selalu memilihnya di waktu pemilihan tahta. Bukti dan kenyataan akan janji selalu ditepati kepada rakyatnya. Karna itulah semua rakyatselalu memberikan aspirasi kepada dia.

Akan tetapi ,saat ayam berkokok terlihat sesosok laki-laki dengan menunggangi seekor kuda .dari kejauhan terlihat sawang karena embun masih menggempal. Diantara semak-semak terdengar jejak kaki penduduk dia mencoba menghampiri sosok aneh itu. Beberapa meter dia melihat .Sekejap ia berhenti di depan penduduk .

‘assalamualaikum’,sapa dia.

‘waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatu’, jawab penduduk itu.

“Siapa gerangan ini?”.

“Maaf,saya dari kota seberang.nama saya Shad-had .Saya dari Veteranian yang ingin menuju Qaito.

Tadi saya tercengang melihat ini.Kulihat kota ini begitu terang ,tak ada sedikitpun kegelapan. Kota apa ini?”tanya dia”.

“Ini adalah kota cahaya tuan”.

“Oh ya,Dimana tempat penginapan di tempat ini yang murah?saya butuh tempat istirahat malam ini.bisa tunjukkan dimana tempat penginapan di dekat sini?”.

“Di seberang jalan sebelah toko baju anak-anakada penginapan.namanya MAS”(kasih dia)

“Terimasih pak,permisi”

Kemudian Budayawan ini melanjutkan perjalanannya menuju penginapan ,sebab waktu telah begitu malam dan dia juga butuh istirahat untuk melanjutkan perjalanan esok hari.

Bukan karena malam telah begitu larut dalam kesepian. Ya...ini karena kondisi sudah ingin mencium mimpi.

Shad-had yang da di tempat tidurnya dia mengigau , kota indah sekali. Tak ada kegelapan baik diluar maupun di dalam hati mereka. Kalau di bandingkan dengan tempatku

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun