Mohon tunggu...
yeni sushanti
yeni sushanti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Saya sangat suka menulis di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta? Kubunuh Saja!

9 Februari 2024   19:04 Diperbarui: 9 Februari 2024   19:07 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajah manis Rey tak bisa kulupakan. Dia kelas 9H yang merupakan kelas tahfidz. Aku menyimpan perasaan suka padanya sejak 2 bulan lalu. Mendapatkannya adalah sebuah tantangan namun aku selalu berkhayal menjadi kekasihnya suatu hari nanti.

            Sentuhan terakhir lipbalm yang merona pink selesai. Aku takut Ustadz Haikal mengetahui kelakuanku. Kaca kecil yang kusembunyikan di bangku kumasukkan kembali. Kupastikan senyumku hari ini lebih ceria. Dua jerawat di pipi membuatku lebih manis. Tak sedikit cowok yang menyukaiku namun Si Rey tetaplah idola hati. Sering kucuri-curi pandang namun dia terlihat cuek. Sepuluh menit lagi, aku akan melewati kelas Rey untuk antre jajan di kantin.

            "Kok melamun?" Anisa menepuk bahuku.

 "Nggak! "Aku melengos dan fokus kembali ke papan tulis.

 "Mikirin Rey yaa..." dia bertambah penasaran. Kupasang wajah tak suka.  Aku tahu Anisa adalah saingan yang juga menyukai Rey.

            "Wala taqrabuz-zina innahu kana fahisyah, wasa'a sabila. Apa artinya Yunita?" Ustadz Haikal yang terkenal galak langsung menodongku dengan pertanyaan. Aku kaget, antara panik dan malu.  Semua mata tertuju padaku.

            "Eee ... "aku tak bisa menjawab. Kuakui PR membaca semalam tak aku lakukan sama sekali.

            "Wala taqrabuz-zina innahu kana fahisyah, wasa'a sabila. Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." Begitulah maknanya.

            Wajahku terasa hangat, merasa tertampar dan tersindir. Ayat itu seolah ditujukan untukku. Ternyata selama ini aku telah berzina.  Berzina mata, hati, dan zina pikiran.

 Aku mulai bimbang, antara menyukai dan menaati. Apakah aku harus berhenti menyukai Rey? Atau malah tidak memperdulikan larangan Tuhan? Alhamdulillah seolah ada yang mendorongku untuk membunuh perasaan itu. Sekarang aku paham kenapa Rey tidak pernah mau menatapku. Dia pasti lebih paham bahwa itu adalah zina yang akan merusak hafalannya.

Hari ini 31 Desember. Aku tak merencanakan apa-apa. Aku ingin besok lahir menjadi Yunita yang baru. Yess! Yunita new reborn!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun