Suara decitan roda kereta dan rel yang saling bergesek memcah suasana hening di kepalaku kala itu
Di temani remang malam pukul 9 di ruang tunggu peron nomor 5 ku termenung
Dengan perasaan gundah gelisah ku tatap kembali jam tangan di lengan kananku
Berharap jarum jam nya berhenti seolah berhenti juga aku berpacu dengan waktu
Rintik demi rintik kecl hujan mulai perlahan turun mencium tanahÂ
Tubuh lelahku diselimuti hangatnya hoodie merah maroon pemberianmu kala itu..
Ku rasakan seperti  tangan mungilmu hadir dan memeluk ragaku dari belakangÂ
Terbitlah sekilap ingatan bahwa ini tentang Oktober menuju dirimu yang ku sebut "Pulang..."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H