Mohon tunggu...
Muhammad Alim
Muhammad Alim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penggerak Literasi dari Tingkat Paling Bawah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kolaborasi Bermakna

24 Juni 2024   06:30 Diperbarui: 24 Juni 2024   06:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Makan bakso dicampur lontong
Terlalu pedas minum teh poci
Jangan malu minta tolong
Agar masalah segera teratasi

Merekah mawar di tepi rawa
Jalan setapak berliku dan turun
Ke mana cakap akan dibawa
Jangan lupa membawa santun

Nasi dimasak dalam dandang
Mentimun masih dalam bagasi
kerjasama bukan adu sudut pandang
Namun bersama mencari solusi

Pagi-pagi mencari kelapa
Persiapan pesta nasi kuning
Hati-hati memilih kata
Salah sedikit banyak pening

Kacang panjang dipotong-potong
Kubis seledri untuk lalapan
Jangan banyak omong kosong
Tak ada arti diam utamakan

Madu diminum untuk kesehatan
Pagi dan sore sempatkan lari
Bujuk rayu adalah hiasan
Agar tujuan tercapai

Danau penuh dengan angsa
Angsa berenang mencari ikan
Berbicara dengan semua bahasa
Jangan saling menghinakan

Ke mana membeli mukena
Pasar tak buka kena lonjakan harga
Merendah bukan terhina
Menjaga amarah dijanjikan surga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun