Â
Dimana, Artinya : Maka Dia memuliakan dirinya sendiri untuk apa yang dia gambarkan pada perbedaan Rasul, dan Dia telah menyelamatkan para utusan-utusan untuk keselamatan dari apa yang mereka katakan tentang kekurangan dan kesalahan. Dan Maha Suci-Nya, telah menggabungkan antara pensifatan pada apa yang Dia gambarkan dalam peniadaan dan pembuktian.[4]
Â
Pada ketiga klasifikasi Tauhid tersebut adanya peletakan pada alquran. Dimana, Tauhid rububiyah ini didalam alquran tercantum tiga funggsi yang pertama, khaliqah atau pencipta terdapat dalam QS. 25:2, QS. 2: 21-22. Kedua, Raziqan atau pemberi rizki terdapat dalam QS. 51: 57-58. Ketiga, Maliqan atau pemlik terdapat dalam QS. 2 : 284, QS. 1:4, QS.114:2, QS. 62:2. Pada Tauhid uluhiyah merupakan tujuan dari tauhid rububiyah, terdapat dalam QS. 6:162. Tauhid ini menjadi landasan tujuan setiap amal, sebab hanya Allah yang patut disembah, seperti terdapat dalam QS. 39:6, QS.20:14. Pada Tauhid  asma wa sifah, manusia sudah seharusnya untuk tidak menggunakan metode menyamakan (tamtsil), memiripkan (tashbih) Dzat Allah, sifat dan af'al (perbuatan-Nya) dengan makhluk manapun. Wajib bagi manusia mengimani asma washifat bagi Allah apa adanya tanpa menanyakan "bagaimananya" sebagaimana disebutkan dalam QS. 7:180, QS.112:1-4, QS. 39:32 (Muslifah, 2013 : 109-110).
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H