Mohon tunggu...
Muhammad Alif
Muhammad Alif Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

"NGAWULO" Sugih ora dumeh, Melarat ora Ngeresulo.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Degradasi Literasi Digital: Maraknya Korban Scaming di Indonesia

22 Desember 2023   01:18 Diperbarui: 22 Desember 2023   01:31 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa yang rata rata penduduknya berumur 30 tahun, Indonesia juga dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki predikat minim literasi atau rendahnya minat baca, menulis, dan mencaup memahami sebuah teks. Hal ini menjadikan Indonesia seringkali terkena serangan kabar hoaxs yang menjadikan masyrakat Indonesia seringkali menjemput sebuah tindakan perpecahan. Tidak hanya itu masyarakat Indonesia serigkali mengalami kerugian yang pada dasarnya dikarenakan minimnya literasi dan mengadopsi budaya gegabah terhadap sesuatu informasi, salah satunya adalah kasus scaming yang marak terjadi dan banyak merugikan masyarakat Indonesia.

 Degradasi literasi digital merupakah sebuah penurunan atau pelemahan kemampuan individu atau kelompok dalam memahami, menggunakan, dan berpartisipasi dalam dunia digital. Ini mencakup sejumlah aspek, termasuk pemahaman tentang teknologi, kemampuan menggunakan perangkat dan aplikasi, serta kesadaran akan risiko dan etika online. Literasi digital menjadi sebuah aspek yang memiliki kontribusi untuk meningkatkan sumber daya manusia, dikarenakan ketika masyrakat melek literasi dan meningkatnya literasi terutama dalam hal digital ini membentuk masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mengakses atau memanfaatkan dalam penggunaan teknologi informasi dan berpartisipasi seacara aktif yang berlandaskan etika dalam dunia digital.

Berkaca pada fakta bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki predikat masyarakat yang minim literasi, didasari dengan malasnya membaca, dan memahami teks dan konteks sebuah kalimat secara menyeluruh dalam bermedia sosial. Hal ini berdampak pada maraknya kasus scam di Indonesia yang didasari oleh minimnya literasi dilansir dari beberapa web menjelaskan bahwa scam adalah sebuah bentuk kejahatan dengan beberapa motif yang bergaris besar penipuan yang bermaksud untuk memperoleh keuntungan finansial serta data sensitif dari korban, Kejahatan ini memiliki berbagai macam motif atau trik yang licik untuk melabuhi korban.

Sang pelaku scam disebut sebagai scammer dia merupakan orang yang melakukan tindakan curang atau tidak jujur dengan tujuan mendapatkan keuntungan finansial atau informasi pribadi dari korbannya. Mereka sering menggunakan berbagai trik  dan taktik manipulasi yang canggih untuk mengelabui orang lain agar menyerahkan uang, barang berharga, dan informasi rahasia. Scammer beroperasi di berbagai platform, baik  online maupun offline, dan  sering kali menggunakan teknologi untuk mencapai tujuan penipuan mereka. Perilaku mereka ditandai dengan identitas palsu dan penyalahgunaan kepercayaan. Scammer sering kali memilih target yang rentan, seperti orang-orang dengan literasi digital yang rendah atau mereka yang  mengalami kesulitan keuangan. Oleh karena itu, meningkatkan literasi digital dan kesadaran Anda terhadap jenis penipuan yang umum adalah kunci untuk melindungi diri Anda dari penipuan. Untuk menghindari menjadi korban penipuan, Anda perlu mewaspadai tanda-tanda penipuan, memeriksa informasi Anda, dan menghindari pengungkapan informasi pribadi  yang tidak perlu.

Adapun beberapa motif dari scam ini :

  • Phising
  • Ini merupukan salah satu motif yang sering memakan korban di Indonesia terutama motif ini melibatkan penggunaan situs web palsu, link undangan pernikan di whatsapp, dan beberapa media online lainnya yang bertujuan untuk menyadap informasi pribadi korban dan memanfaatkan informasi tersebut guna meraup keuntungan pelaku seperti menguras habis isi saldo M-bangking.
  • Job Scam
  • Motif ini juga menjadi salah satu trik yang paling mudah dikarenakan masyarakat Indonesia mengalami sulit mencari lapangan pekerjaan dan dimanfaatkan oleh para scammer untuk meraup untung dari moment ini dengan cara memberikan informasi lapangan pekerjaan palsu dengan berbagai macam syarat dan janji manis masuk kerja secara instan dengan mengeluarkan nominal uang yang tidak sedikit, akan tetapi lapangan pekerjaan itu hanyalah fiktif dan benar benar tidak ada.
  • Penipuan hadiah doorprize
  • Siapa yang tidak tergiur daari motif ini yang memberikan informasi bahwa korban mendapatkan hadiah yang bernominal besar sebagai contoh melalui pesan digital "Halo Kak! Aku Winda Dri Team Giveaway BAIM Wong Anda Memenangkan Hadiah Uang 100jt dari kami info Klik:https://wa.me/+6287711234xxx," "Mendapat Giveaway 50jt dari BAIMWONG wa.0895414018xxx Trimakasih," dan ketika korban meng-klik link tersebut scammer akan mendapatkan data pribadi korban dan menguras habis isi saldo atm korban.

Dari beberapa motif di atas saya menggaris besari bahwa degradasi literasi digital masyarakat Indonesia memberikan dampak yang sangat serius untuk dikaji, terlebih akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia masyarakat Indonesia. Hal ini pemerintah juga sudah melakukan berbagai macam upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat Indonesia melalui berbagai macam penyuluhan atau sosialisasi secara online maupun offline terhadap masyarakat, akan tetapi hal tersebut bukanlah sebuah hal untuk menuju pada tingkat literasi masyarakat yang tinggi dikarenakan kebiasaan masyarakat yang tak acuh pada teknologi dan masih menganggap bahwasannya teknologi bukanlah hal yang sangat penting sehingga masyakarat Indonesia masih sedikit yang memberikan dan memahamkan sanak keluarganya terkait teknologi.

Hal ini memberikan saya kekhawatiran tentang bagaimana masyakarat Indonesia kedepannya dalam menghadapi tantangan digital ini, oleh karena itu mungkin dengan meningkatkan pendidikan tentang kesadaran literasi digital yang dimulai di bangku bangku sekolah, dan memberikan kampanye tentang kesadaran digital, hal ini merupakan sebuah gerakan dasar dalam menjemput cahaya tingginya literasi digital yang harus dibiasakan sejak dini sehingga masyarakat Indonesia sejak dini dapat memahami teks dan konteks dalam platform media digital secara utuh dan sadar tanpa mengerucut dalam satu kesimpulan yang negatif, dan kampanye kesadaran melalui media digital atau baliho baliho di jalanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun