Mohon tunggu...
Muhammad Alhafiz
Muhammad Alhafiz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hafiz suka anime dan cosplay hinata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Potensi Musyarakah dalam Keuangan Islam

24 Juli 2023   14:26 Diperbarui: 24 Juli 2023   14:53 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggali potensi Musyarakah dalam keuangan islam
(Abdulloh Sayyid Addu'at, Nashrullah, Muhammad Al-Hafiz)

Keuangan berbasis syariah belakangan sedang mendapat perhatian yang dimata publik. Hal ini dikarenakan kepatuhannya pada prisip-prisip etika dalam islam. Dengan adanya keuangan berbasis Syariah ini membuka peluang-peluang baru dan alternatif dalam bidang perekonomian dunia. Instrument-instrument dalam keuangan berbasis Syariah ini ada berbagai macam.

Salah satu dari instrument tersebut adalah akad musyarakah, sebuah pengaturan berbasis kemitraan yang memiliki potensi besar untuk mempromosikan pembagian risiko yang adil dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Maka dari itu dalam artikel ini, kita akan mendalami konsep Musyarakah dan mengeksplorasi aplikasi potensialnya dalam keuangan Islam.

Sebelum kita lanjut kepembahasan utama, mari kita pahami terlebih dahulu tentang akad musyarakah. Akad musyarakah adalah suatu bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih (termasuk bank dan Lembaga keuangan lainnya beserta nasabah-nasabahnya) yang mengumpulkan modalnya untuk membuat suatu usaha atau perusahaan sebagai badan hukum yang tujuannya dalam hal ini adalah mencari profit. Keuntungan tersebut akan dibagi kepada semua pihak yang terlibat dalam akad tersebut sesuai dengan kontribusi modalnya yang mereka berikan masing-masing.

Salah satu keunggulan utama Musyarakah adalah potensinya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan kewirausahaan. Dengan berbagi keuntungan dan kerugian, Musyarakah menyelaraskan insentif di antara mitra, menumbuhkan rasa kepemilikan dan komitmen terhadap keberhasilan usaha.

Walaupun Musyarakah menawarkan banyak manfaat, musyarakah juga menghadirkan tantangan. Masalah seperti pengambilan keputusan, kontribusi yang tidak setara, dan strategi keluar dapat muncul dalam perjanjian kemitraan. Namun, melalui penataan yang tepat, mekanisme tata kelola yang efektif, dan kesepakatan yang komprehensif, tantangan ini dapat diatasi dan dimitigasi, memastikan kemitraan yang adil dan berkelanjutan.  

Kesimpulannya, Musyarakah merupakan bagian integral dari kerangka keuangan Islam, mewujudkan prinsip-prinsip kerja sama, pembagian risiko, dan perilaku etis. Aplikasi potensialnya menjangkau berbagai sektor, menawarkan alternatif yang layak untuk pembiayaan berbasis bunga konvensional. Karena permintaan untuk keuangan etis terus tumbuh, mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi Musyarakah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun