Hai kompasianer, sudah lama saya tidak menulis artikel di blog kompasiana ini. Antara kehabisan ide yang ingin ditulis sampai dengan kesibukan yang tiada henti-hentinya. Namun ternyata penyebab utamanya adalah alesan ketiga yaitu : "kemalasan", hehe
Namun saya teringat dengan tweet Ahmad Fuadi (penulis novel Negri 5 Menara) yang saya masukkan ke list favorite quote saya, Fuadi menulis tweet: “Jikalau saja aku tidak punya seorangpun santri, maka aku akan mengajar dunia dengan pena (KH Zarkasyi – Pendiri Gontor)”.
Itu menjadi salah satu alasan saya untuk kembali menulis artikel yang “mungkin saja ada manfaat” buat para kompasianer sekalian.
Dalam tulisan kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana cara menghitung biaya pemakaian listrik bulanan. Sebuah informasi yang bisa membantu teman-teman pembaca sekalian untuk memprediksi sehingga dapat menghemat pemakaian listrik dirumah.
Saya mendapatkan pengetahuan ini dari blog belajarlistrik.com dengan artikel: Cara menghitung biaya pemakaian listrik rumah tangga.
Yuk Belajar Fisika Dasar Kembali
Sebelumnya kita mesti familiar dengan informasi dari peralatan listrik yang sering kita gunakan di rumah, biasanya di peralatan listrik baik lampu, televisi atau yang lainnya mencantumkan informasi seperti Watt (daya listrik) , Ampere (intensitas arus listrik), Volt (tegangan listrik).
Seperti yang kita ketahui di SMA bahwa Power (Watt) = V (Volt) x I (Ampere)
Jadi apa sih yang perlu kita perhatikan, yang menjadi beban (biaya) yang ditagihkan PLN kepada kita adalah berapa Power (Watt) yang kita pakai dalam dalam satu bulan WattHour (WH), karena tarif biaya listrik berdasarkan Rupiah / Kwh (Kilo Watt Hour).
Udah mulai pusing belum kompasianer, yuk kita langsung masuk kecontoh, biar ga pusing.
Contoh kasus: (Ingat ya tegangan listrik yang kita gunakan di Indonesia adalah 220 Volt.