Mohon tunggu...
Muhammad Aldri
Muhammad Aldri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Membangun Ekonomi Global

6 April 2023   15:21 Diperbarui: 6 April 2023   15:32 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah multidimensi semakin menantang ekonomi global. Banyak yang membandingkan tahun 2023 dengan awan yang sedang kita dekati. Tapi benarkah awan itu pertanda badai akan datang? Meski semuanya masih belum pasti, Indonesia harus optimis namun tetap waspada.

Hampir semua negara berbagi pengalaman sulit pandemi. Dari segi ekonomi, virus corona menyerang baik negara berkembang maupun negara maju tanpa pandang bulu. Saat pandemi dimulai, banyak negara yang fokus pada kepentingan ekonomi domestik.

Namun, masalah ekonomi akibat pandemi tidak bisa diselesaikan sendiri. Pertumbuhan ekonomi domestik suatu negara tidak maksimal ketika banyak negara tidak pulih.

Pandemi mendorong semua negara untuk bekerja sama membangkitkan ekonomi. Kebutuhan untuk saling mendukung antar negara mengubah diplomasi menjadi alat politik untuk pemulihan ekonomi.

Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina tampaknya belum mereda. Gangguan rantai pasokan terkait perang telah menyebabkan harga energi naik. Inflasi global kemudian memaksa pembuat kebijakan untuk mengadopsi sikap yang lebih ketat. Penanganan China atas penanganan Covid-19 juga menimbulkan kontroversi di dalam negeri. Semua ini akan menjadi minuman pahit bagi laju ekonomi global.

Di tengah pemulihan yang sedang berlangsung, negara-negara didorong untuk bertindak dalam solidaritas, yang menyeimbangkan kembali perspektif internasional (eksternal).

Ekosistem global yang menguntungkan merupakan prasyarat untuk pembangunan ekonomi suatu bangsa. Kepentingan nasional benar-benar didahulukan, tetapi belantara keuangan internasional patut diperjuangkan. Strategi diplomasi yang baik tidak hanya cukup untuk pertumbuhan domestik, tetapi juga untuk menciptakan tatanan global yang mendukung perekonomian yang berkelanjutan. Dalam pembukaan UUD 1945, diplomasi ekonomi bagi Indonesia merupakan amanat untuk ikut serta mewujudkan ketertiban dunia, yang dari segi kehidupan masyarakat juga termasuk pilar ekonomi. Diplomasi ekonomi harus dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Tantangan bukanlah halangan untuk berinovasi karena kemajuan.

Sebagai pemegang kepresidenan G20 tahun 2022, Indonesia harus mampu melakukan terobosan dan meyakinkan negara-negara anggota untuk bertindak sebagai sebuah komunitas. Inisiatif politik negara-negara G20 harus memiliki dampak yang lebih luas di semua negara, tidak hanya di negara anggota. Indonesia harus secara aktif bekerja untuk membangun persepsi internasional yang positif tentang kekuatan dan potensi ekonomi negara dan kesadaran bersama untuk membangun komunitas ekonomi global. Sudah saatnya Indonesia tidak hanya fokus pada apa yang dapat diberikan dunia kepada negaranya, tetapi juga bagaimana Indonesia dapat memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun