Keripik kaca merupakan camilan berbahan dasar singkong khas Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Camilan ini disukai oleh berbagai kalangan terutama dari kalangan anak muda yang menyukai makanan ringan pedas.
Disebut keripik kaca karena memiliki bentuk yang tipis dan bening menyerupai kaca. Ketika dimakan terasa renyah dan gurih. Cocok untuk dijadikan cemilan pendamping menonton atau berkumpul bersama keluarga atau kerabat. Banyak dijumpai di warung maupun rumah makan, dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp500 sampai Rp2000 tergantung kemasan. Memiliki berbagai varian rasa mulai dari original, pedas dan aneka rasa lainnya.
Kelompok Kecil 4, dari Kelompok KKN 173 yang terdiri dari Adita, Sanita, Tasya, Nidaul, Setiawan, dan Aldino mencoba mendatangi salah satu UMKM yang memproduksi keripik kaca untuk melihat proses produksinya sekaligus membantu pemasaran melalui media digital. Pemilik usaha olahan keripik kaca adalah Bapak Azis Muslim berada di Dusun Kalapanunggal, Desa Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Menurut keterangan beliau beberapa kendala dari proses produksi pembuatan keripik kaca adalah modal, cuaca, dan pemasaran yang masih dilakukan secara konvensional.
Dari segi modal, Bapak Azis sebagai produsen bekerjasama dengan pihak distributor untuk menjual produknya namun dalam prosesnya pihak distributor tidak membayar secara penuh ketika melakukan pengambilan barang dan melakukan pembayaran secara tempo, namun seringkali terdapat keterlambatan dalam pembayaran yang membuat tertundanya proses produksi olahan keripik kaca, karena untuk melakukan produksi diperlukan modal yang didapatkan dari penjualan produksi keripik kaca.
Dari cuaca, ketika melakukan proses pembuatan olahan keripik kaca memerlukan panas dari sinar matahari untuk menjemurnya sementara ketika memasuki musim hujan maka olahan keripik kaca tidak dapat diproduksi yang menyebabkan berhentinya usaha olahan keripik kaca untuk sementara.
Untuk pemasarannya, masih dilakukan pemasaran secara konvensional karena masih awamnya dalam pemanfaatan teknologi digital. Untuk itu Kelompok Kecil 4 melakukan pendampingan pemasaran digital berupa pembuatan dan pemasaran melalui akun Shopee agar bisnis dari olahan keripik kaca Lestari 21 dapat dijangkau tidak hanya bagi warga Desa Sindangkasih namun juga oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Dalam prosesnya, pertama dimulai dengan pembuatan akun Shopee dengan menggunakan akun gmail beliau sebagai pemilik usaha, kemudian melakukan verifikasi akun dan pengisian informasi data. Setelah selesai melakukan pembuatan akun, kemudian mendaftarkan sebagai akun penjual.