Begitu juga dalam hal ini penulis mencoba menawarkan sebuah media alternatif, tidak memakai industri media lagi, namun media – media kecil non-komersil yang dapat menjadi ruang yang memadai bagi kita untuk menampung suara – suara masyarakat bawah. Media tersebut seperti  media komunitas seperti TV komunitas atau radio komunitas, media etnis seperti penerbitan-penerbitan kelompok etnis minoritas, media subkultur seperti penerbitan kaum gerakan punk, media progresif termasuk bulletin atau selebaran pesan-pesan dan perlawanan, media seluler, media sosial atau bahkan media bawah-tanah, Underground mediaseperti suara independen yang diterbitkan oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI).
Walaupun posisi nya tidak sekuat media besar arus-utama, media alternatif sebagai media partisipatif setidaknya dapat menjadi ruang tersendiri untuk memunculkan suara demokrasi dari masyarakat bawah, kaum termarjinalkan atau khalayak aktif sebagai ilmuwan atau cendekiawan dan Tidak lagi sebagai penopang Status Quo. Dengan adanya kelompok kecil yang menangani media alternatif akan menguatkan peran masyarakat dalam tatanan sosial politik dan menjaga nilai nasionalis yang diemban sebagai identitas Negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H